Mohon tunggu...
Fandi Alfan
Fandi Alfan Mohon Tunggu... -

Sholeh, pemberani, cerdas, ikhlas, kharismatik, kuat, tegas, tangguh dan disiplin. Seorang mahasiswa sekaligus aktifis dan pemerhati khidupan sosial dan politik. Sekarang sedang melanjutkan di program pascasarjana PTN di Jakarta. Suka ngeblog dan punya puluhan blog. Blog terbaru yang sedang di bangun http://kabar2pendidikan.blogspot.com. Thanks

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orang Miskin ga Pantas masuk Sekolah

20 Juni 2011   23:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:19 2
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Salah satu kisah pilu warga miskin ditengah kebutuhannya akan mengenyam dunia pendidikan demi masa depan yang lebih baik. Ketika sebagian orang sedang menikmati liburan sekolah dan yang lain sedang sibuk menyiapkan tahun ajaran baru, warga miskin justru kebingungan memikirkan cara bisa melanjutkan sekolah. Bahkan, saat ini makin mudah menjumpai warga miskin yang kesulitan untuk menyekolahkan anaknya.

Contohnya di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, sejumlah warganya hidup dalam kemiskinan kendati tetap berupaya agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak. Lihat saja Sahawiyah dan enam anaknya yang tinggal di gubuk reot di kawasan hutan Binuang, Polman. Tidak ada lampu dan makan juga tidak selalu tersedia. Di balik semua keterbatasan itu, Sahawiyah mengaku masih bisa bersyukur karena tiga anaknya bisa kembali bersekolah, meski anaknya yang lainnya tak bisa mengecap pendidikan karena tak ada biaya (liputan6.com).

Kenyataannya di negeri ini, warga miskin ga pantas mikir ikut sekolah, ga pantas masuk sekolah. Bukan karena ga pinter, tapi karena ga mampu bayar. Omong kosong undang-undang yang dibuat yang katanya menjamin setiap warga untuk mendapatkan pendidikan. Omong kosong para pejabat yang perduli dengan nasib rakyat kecil. Sebaliknya mereka malah memperkaya diri dan mengkhianati dengan banyaknya bukti korupsi.

Padahal pendidikan adalah hak dan kebutuhan wajib bagi seseorang. Apa jadinya jika akses pendidikan seseorang ditutup. Tanpa sadar negeri ini telah membunuh mereka. Membunuh secara tidak langsung dengan menutup potensi-potensi kecerdasan yang dimiliki warga-warga miskin ini. Akh, siapa pula yang mau memikirkan warga miskin???

Baca isu-isu kritis pendidikan Indonesia lain Selengkapnya......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun