Mohon tunggu...
Fandi Alfan
Fandi Alfan Mohon Tunggu... -

Sholeh, pemberani, cerdas, ikhlas, kharismatik, kuat, tegas, tangguh dan disiplin. Seorang mahasiswa sekaligus aktifis dan pemerhati khidupan sosial dan politik. Sekarang sedang melanjutkan di program pascasarjana PTN di Jakarta. Suka ngeblog dan punya puluhan blog. Blog terbaru yang sedang di bangun http://kabar2pendidikan.blogspot.com. Thanks

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokrat di Ujung Tanduk?

19 Juni 2011   13:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:22 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai yang dibidani Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kini sedang dirundung masalah yang sangat pelik. Betapa tidak, partai yang sedang berkuasa tersebut seperti tidak habis-habisnya diterpa masalah. Apakah ini tanda bahwa democrat sedang berada di ujung tanduk kehancuran?

Sebagaimana kita ketahui bersama sederet kadernya terbelit kejahatan yang menjadi musuh bangsa. Yang terbaru, mantan Bendahara Umum Demokrat M Nazaruddin diduga terlibat suap Sesmenpora Rp 3,2 miliar.

Belum lagi kasus dugaan gratifikasi Rp 828 juta terhadap Sekjen Mahkamah Konstitusi (MK). Selain Nazaruddin, Amrun Daulay terjerat korupsi pengadaan sapi impor dan mesin jahit di Depsos. Wakil Ketua Umum Demokrat, Jhonny Allen Marbun pun tak luput suap dana stimulus dermaga dan bandara di Indonesia Timur.

Kemudia banyaknya kepala daerah dari demokrat juga terhegemoni korupsi. Mulai Gubernur Bengkulu Agusrin Najamuddin, Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip, Wali Kota Bukit Tinggi Djufri, Wakil Bupati Tana Toraja Andrias Palino Popang, Bupati Boven Digul Papua Yusak Yaluwo hingga Bupati Lampung Timur Satono.

Untuk kasus Bupati Lampung, Satono diduga korupsi senilai Rp 119 miliar, angka yang tidak kecil.

Ibaratnya, Janji SBY yang selama ini menggembar-gemborkan tentang pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu dan menjadi salah satu prioritas dari pemerintahannya seolah hanya isapan jempol saja. Kader-kadernya sendiri seperti meludah di depan mukanya dengan banyaknya kasus tersebut.

Baca Selengkapnya.............

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun