Mengawali keresahan pada malam menuju gelap. Pelita yang ada, kini hampir saja padam. Terlalu banyak dosa yang aku panjatkan, sementara do'a hampir tak pernah aku ucapkan.
Aku hanyalah sesuatu yang menjijikan, sebelum diangkat dan disucikan oleh tangan yang begitu lembut juga menenangkan. Dia yang menuntun aku, menuju terang dunia. Kini hampir saja pergi.Â
Tak pernah terbayang dalam benakku, bagaimana jika saat itu aku tidak pernah kau temui di simpang jalan. Mungkin kini, aku telah bersama rongsokkan di sudut malam. Serupa anjing lapar di tengah keramaian.
Maafkan aku yang tak mampu membalas budi baikmu, wahai pelita kehidupan. Semoga tuhan selalu memberikan kesehatan di tubuh mulia itu.
Banyak yang ingin aku tuliskan, namun terlalu malu pada perbuatan. Maaf selalu terucap berulang kali, meski memang tak akan mampu merubah apapun dari kita, yang mulai asing.
Kemarin dan hari-hari yang telah lalu akan menjadi hal yang tidak mungkin terlupakan. Kau, akan selalu hidup dalam ingatan. Bukan sekedar pernah, tetapi kau akan abadi dalam langkah dan juga tindakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H