Mohon tunggu...
Fandaya Pramesti
Fandaya Pramesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika di Universitas Negeri Malang

Saya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi kota Malang yaitu Universitas Negeri Malang yang sedang menempuh studi S1 prodi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Saat ini saya sedang menjalani semester 3 dan membuat akun kompasiana untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah saya. Entah kedepannya apakah menulis akan menjadi hobi saya, tapi ini merupakan awal yang baru bagi saya di dalam dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UM Peduli Lingkungan: Ajak Siswa SMP Terpadu Turen Manfaatkan Lahan Kosong melalui Hidroponik dan TOGA demi Keberlanjutan Ekosistem Daratan

1 Desember 2024   21:21 Diperbarui: 6 Desember 2024   13:04 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman SMP Terpadu Turen (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

SMP Terpadu Turen, Turen, Malang -Mahasiswa Universitas Malang (UM) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan menginisiasi program inovatif di SMP Terpadu Turen. Sekolah yang terletak di Jalan Tugu, Pagedangan, Turen, Malang ini, meski dikelilingi lahan pertanian yang subur, ternyata memiliki lahan kosong yang belum dimanfaatkan optimal. Kondisi tanah yang keras menjadi kendala utama dalam bercocok tanam secara konvensional. Melihat potensi yang terpendam, mahasiswa UM pun hadir dengan solusi cerdas: hidroponik dan tanaman obat keluarga (TOGA). 

"Program ini bagus dan positif. Lingkungan sekolah ini tanahnya keras, susah ditanami tanaman sehingga tandus, kurang pohon. Hidroponik dan TOGA dalam Pollybag sangat tepat diterapkan. Kebetulan sekali program lingkungan ini bisa kami teruskan sebagai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (p5) nantinya. Akan sangat kami dukung" Ujar bu Emi selaku kepala sekolah SMP Terpadu Turen.

Pada Kamis, 7 November 2024, seluruh siswa kelas 7, 8, dan 9 beserta guru dan staff menyimak program sosialisasi yang disampaikan oleh 4 mahasiswa UM yaitu Anindya Salsabila, Eli Farikha, Erly Dwi Fransiska, dan Fandaya Pramesti. Sosialisasi dilakukan dengan memberikan teori  mengenai penanaman hidroponik dan TOGA sebagai upaya pemanfaatan lahan kosong di halaman sekolah dan sebagai upaya pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan. Dengan sistem hidroponik wick yang praktis dan polybag untuk TOGA, siswa diajak untuk berkreasi menumbuhkan tanaman tanpa harus menanam pada media tanah di halaman sekolah secara langsung. 

Kegiatan sosialisasi berjalan lancar. Sekelompok mahasiswa UM tersebut memberikan berbagai macam afirmasi positif untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan pemberian materi hidroponik dan TOGA diselingi game-game interaktif. Siswa diajarkan mengenai jenis, manfaat, cara penanaman, dan penggunaan hidroponik dan TOGA. Setelah pemaparan materi, siswa diajak untuk berdiskusi yang bertujuan untuk memberikan kesempatan untuk tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami. Siswa yang aktif bertanya dan menjawab mendapatkan reward sebagai apresiasi. Siswa terlihat sangat senang menjalani program kegiatan ini. 

Sosialisasi dan Praktek Program Hidroponik & TOGA (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sosialisasi dan Praktek Program Hidroponik & TOGA (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Program ini tidak hanya sebatas teori. Setelah tahap persiapan yang matang, pada Sabtu, 9 November 2024, keempat mahasiswa UM tersebut langsung terjun kembali ke lapangan untuk menjalankan program.  Dimulai dari senam pagi bersama, kemudian siswa diarahkan untuk melakukan praktek menanam hidroponik di salah satu ruangan kelas. Siswa berkumpul bersama kelompoknya untuk melakukan praktek secara langsung dengan bimbingan dari mahasiswa UM. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penanaman hidroponik telah disiapkan. Alat dan bahan tersebut meliputi hidroponik kit sederhana dan wick system (Tutup Impraboard dengan 9 lubang, baskom, nutrisi AB mix, benih (kangkung, bayam, dan pakcoy), rockwool, netpot, suntik takaran, sumbu flanel, botol untuk larutan pupuk). Proses penanaman hidroponik dimulai dengan memberi air ke wadah yang akan digunakan untuk tanaman, lalu diberi nutrisi AB mix sebanyak 5 ml per satu liter air, kemudian wadah ditutup menggunakan tutup impraboard yang sudah diisi netpot untuk setiap lubangnya, lalu benih tanaman dimasukkan kedalam masing-masing netpot serta diamati pertumbuhannya hingga masa panen.

Penanaman TOGA dilakukan tepat setelah penanaman hidroponik. Kegiatan ini dimulai dari persiapan media tanam, yaitu tanah (dibawa oleh siswa), polybag, dan pupuk. Setelah media tanam sudah dipersiapkan oleh masing masing peserta didik, selanjutnya dilakukan penanaman bibit. Bibit yang ditanam meliputi jahe, temulawak, lengkuas, kunyit, serai, dan temulawak. Tahap evaluasi/pengecekan tanaman dilaksanakan mulai minggu pertama setelah praktek. Kegiatan Evaluasi dilakukan langsung dengan cara mengecek hasil tanaman hidroponik dan TOGA di halaman SMP Terpadu Turen.

Dokumentasi berupa video singkat program kegiatan dapat dilihat di link berikut: Dokumentasi Program Hidroponik dan TOGA SMP Terpadu Malang

Hasil dari program ini pun sangat membanggakan. Lahan kosong di SMP Terpadu Turen kini mulai terlihat hijau dan lebih produktif. Berbagai jenis sayuran dan tanaman obat tumbuh subur, menghiasi lingkungan sekolah. Lebih dari itu, program ini juga berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam bidang pertanian modern.

Foto Bersama Warga SMP Terpadu Malang  dan Mahasiswa UM (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto Bersama Warga SMP Terpadu Malang  dan Mahasiswa UM (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dengan dilakukan kedua program tersebut, diharapkan dapat memanfaatkan lahan kosong yang ada menjadi sarana pembelajaran peserta didik tentang pentingnya keberlangsungan lingkungan hidup. Ditambah lagi panen yang dihasilkan dari program ini dapat dimanfaatkan kembali, baik untuk dijual atau kegiatan pembelajaran lebih lanjut. Harapan mahasiswa UM untuk kedepannya, SMP Terpadu Turen dapat mengembangkan program tersebut dengan baik dan dapat tergerak untuk menjadi salah satu sekolah adiwiyata yang ada di Kabupaten Malang. Mengingat efek sikap dan perilaku yang ditanamkan pada peserta didik di sekolah adiwiyata, sangat penting bagi warga sekolah untuk melakukan pengurangan penggunaan plastik, perawatan lingkungan hidup, dan lain sebagainya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun