Di bawah langit malam bercahaya biru neon,
Kota cyberpunk terbangun, hiruk pikuk tanpa batas,
Gedung-gedung menjulang, menembus awan kelam,
Jalur-jalur data mengalir, seperti sungai yang abadi.
Lampu-lampu hologram berkedip, mengundang mimpi digital,
Jalan-jalan beton berdenyut dengan energi listrik,
Manusia dan mesin bersatu, tak terpisahkan,
Dalam simfoni teknologi yang tiada akhir.
Jendela-jendela kaca membingkai pemandangan futuristik,
Mobil terbang melintas, tanpa suara, tanpa jejak,
Robot-robot berjalan, patuh dalam kesetiaan program,
Mengabdi pada sistem, terjaga dalam dunia maya.
Di lorong-lorong tersembunyi, hacker bertarung dalam senyap,
Meretas batasan, mencari kebebasan dalam kode,
Di balik topeng digital, identitas samar,
Menelusuri rahasia, mencari kebenaran dalam data.
Langit buatan menyorotkan cahaya virtual,
Sementara realitas bercampur dengan ilusi,
Di kota cyberpunk ini, mimpi dan kenyataan berbaur,
Mengukir sejarah baru, di atas fondasi sirkuit dan baja.
Dan di tengah gemerlap neon, hati manusia masih berdetak,
Menggenggam harapan di dunia yang terfragmentasi,
Mencari cinta, keadilan, dan makna,
Dalam hiruk pikuk era teknologi yang tiada henti.
Kota neon ini, cyberpunk yang abadi,
Adalah cerminan jiwa manusia dalam dunia digital,
Sebuah simfoni futuristik, penuh misteri dan pesona,
Menunggu untuk dijelajahi, dalam setiap bit dan byte.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H