PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : Irfan (111-13-058)
Islam merupakan agama yang sangat mementingkan pendidikan dilihat dari firman Allah yang pertama Iqro’ yang memiliki makna bacalah di lihat secara umum itu merupakan sebuah perintah bahwa manusiah haruslah belajar tentang sesuatu hal, terlebih bagi umat islam. Disisi yang lain islam juga sangat menunjung tinggi seorang yang telah menularkan ilmunya kepada orang lain (guru) bahkan ada yang mengatakan “belajar tanpa didampingi seorang guru maka guru orang yang belajar itu adalah syaitan” jadi untuk mencapai kesuksesan tidak hanya berpegang pada ilmu dan pendidikan tetapi guru atau seorang pendidik harus kita perhatikan pula.
Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Di pundaknya terpikul tanggung jawab yang sangat besar karena perubahan bangsa dikatakan sukses apabila pendidikannya maju, ditangannya pula lah penididikan anak bangsa bisa berjalan lancar dan sesuai harapan. Namun, keberadaannya sering kali dianggap sebelah mata oleh dunia karena di banyak negara maju lebih mengedepankan media elektonik sebagai alat pengajar sehingga sering kali keadaan tersebeut menggantikan kedudukan guru. Namu tak semua masyarakat bernggpan seperti itu, artinya masih ada masyarakat yang mengakui bahwa guru meerupakan satu di antara sekian banyak unsur pembentuk utama karakter dan kepribadian anak bangsa. Namun, wujud pengakuan itu berbeda-beda antara golongan masyarakat satu dengan masyarakat lainnya, sebagian mengakui pentingnya guru itu lebih konkret, sementara yang lain masih menyangsinkan besarnya tanggung jawab seorang guru, termasuk sebagian masyarakat yang menganggap guru lebih rendah dari pada yang sepantasnya.
Untuk itu seharusnya guru paham akan perannya sehingga seorang guru mampu membuktikan bahwa mereka memang pantas di sebut sebagai PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. Di samping itu guru harus tau bahwa pendidikan khususnya islam memiliki persan yang sangat mendasar dalam bidang kehidupan sehari-hari sesuai dengan pengertiannya :
Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya.
Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan kandungan pendidikan tersebut.
Jadi definisi pendidikan Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi pendidikan ini hanyalah untuk manusia saja.
Selama ini buku-buku ilmu pendidikan islam telah memperkenalkan paling kurang tiga kata yang berhubungan dengan pendidikan islam yaitu, al-tarbiyah, al-ta’lim dan al ta’dib. Jika ditelusuri ayat-ayat al-Quran dan matan as-Sunah secara mendalam dan komperhensif sesungguhnya selain tiga kata tersebut masih terdapat kata-kata lain tersebut, yaitu al-tazkiyah, al-muwa’idzah, al-tafaqqu, al-tilawah, al-tahzib, al-irsyad, al-tafakkur, al-ta’aqqul dan al-tadabbur. Namun dalam hal ini kami hanya memberikan tiga makna dari pengertian di atas :
1. Al-Ta’lim
Al-ta’lim adalah Isim masdar dari tasrifan istilahi yaitu ‘allam, yu’allimu, ta’liman yang sering di jumpai dalam ilmu sorof sering kali di sebut sebagai pengatuhan dalam sebuah hadits di jelaskan bahwa “Pengetahuan adalah kehidupan islam dan pilar islam, dan barang siappa yang mengajarkan ilmu Allah akan menyempurnakan pahala baginya, dan barang siapa yang mengajarkan ilmu dan ia mengamalkan ilmu yang diajarkan itu, maka Allah akan mengajarkan kepadanya sesuatu yang belum ia ketahui.” (HR. Abu Syaikh)
Didalam hadis tersebut kata ta’lim dihubngkan dengan mengajarkan ilmu kepada seseorang, dan orang yang mengajarkan ilmu tersebut akan mendapatkan pahala dari Tuhan. Kata al-ta’lim dalam arti pengajaran yang merupakan bagian dari pendidikan banyak digunakan untuk kegiatan pendidikan yang bersifat nonformal, sepeti majelis taklim. Kata al-ta’lim dalam pendidikan sesungguhnya merupakan kata yang paling dahulu digunakan daripada kata al-tarbiyah. Kegiatan pendidikan dan pengajaran pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dirumah Al-Aqram di mekkah, dapat juga disebut majelis al-ta’lim.
2.AL-Tarbiyah
Kata al-tarbiyah berasal dari kata rabba atau rabaa didalam al-Quran disebutkan lebih dari dalapan ratus kali, dan sebagian besar atau bahkan seluruhnya dengan Tuhan, yaitu terkadang dihubungkan dengan alam jagat raya (bumi, langit, bulan, bintang, matahari, tumbu-tumbuhan, binatang, gunung, laut dan sebagainya), dengan manusia seperti pada kata rabbuna (Tuhan kami), rabbuhu (Tuhannya), rabbuhum (Tuhan mereka semua), rabbiy (Tuhan-ku). Karena demikian lausnya pengertian al-tarbiyah ini, maka ada sebagian pakar pendidikan, seperti Naquid al-Attas yang tidak sependapat dengan pakar pendidikan lainnya yang menggunakan kata al-tarbiyah dengan arti pendidikan. Menurutnya, kata al-tarbiyah terlalu luas arti dan jangkauannya. Kata tersebut tidak hanya menjangkau manusia melainkan juga menjaga alam jagat raya sebagaimana tersebut. Benda-benda alam selain manusia, menurutnya tidak dapat dididik, karna benda-benda alam selain manusia itu tidak memiliki persyaratan potensial, seperti akal, pancaindra, hati nurani, insting, dan fitrah yang memungkinkan untuk dididik. Yang memiliki potensi-potensial diatas itu hanya manusia. Untuk itu Naquid al-Attas lebih memilih kata al-ta’dib (sebagaimana nanti akan dijelaskan) untuk arti pendidikan, dan bukan kata al-tarbiyah.
3.Al- Ta’dib
Kata al-ta’dib secara harfiah berarti pendidikan akhlak atau menyucikan diri dari perbuatan akhlak yang buruk, dan berarti pula terdidik atau terpelihara dengan baik, dan berarti pula beradab sopan. Dari berbagai pengertian tersebut, tampak bahwa secara keseluruhan kata al-ta’dib terkait dengan perbaikan mental sepiritual, moral dan akhlak, yaitu memperbaiki mental seseorang yang tidak sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan menjadi sejalan dengan ajaran atau norma, memperbaiki perilakunya agar menjadi baik dan terhormat, serta memperbaiki akhlak dan budi pekertinya agar manjadi akhlak mulia. Berbagai kegiatan tersebut termasuk dalam bidang kegiatan pendidikan. Itulah sebabnya, kata al-ta’dib juga berati pendidikan.
Tak cukup dengan hanya mengetahui pengertian pendidikan islam saja tetapi seorang guru juga harus tau akan tugas-tugasnya baik secara Undang-Undang maupun norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat.
KESIMPULAN
Pengertian pendidikan islam berarti system pendidikan yang memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. pendidikan islam masih dipengaruhi oleh kepentingan masyarakat daripada kepentingan individu.
Perbedaan pendidikan dan pendidikan islam tidak jauh berbeda karena tujuan pendidikan itu tidak bisa lepas dari tujuan hidup manusia jika pada Pendidikan islam adalah pendidikan yang seluruh aspek atau komponenya didasarkan pada ajaran islam. Sedangkan pendidikan tidak semua didasarkan pada ajaran islam.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana
Ali Al-Jumbulati,Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Perbandingan pendidikan Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H