Mohon tunggu...
Doni Saputra
Doni Saputra Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

Saya seorang penulis yang memiliki ketertarikan dalam berbagai topik, termasuk teknologi, gaya hidup, dan perkembangan sosial. Saya menulis untuk membagikan pemikiran, pengetahuan, dan pengalaman yang saya kumpulkan selama bertahun-tahun. Sebagai penulis, saya percaya bahwa tulisan dapat menginspirasi, memberikan perspektif baru, dan membuka dialog yang membangun.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meliburkan Sekolah Selama Ramadhan: Solusi atau Tantangan bagi Pendidikan di Indonesia?

18 Januari 2025   03:41 Diperbarui: 18 Januari 2025   01:59 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan ibadah puasa yang mengharuskan mereka menahan diri dari makan dan minum sejak fajar hingga matahari terbenam. Di Indonesia, selama beberapa tahun terakhir, muncul wacana dari pemerintah yang menyarankan untuk meliburkan sekolah selama bulan Ramadhan. Wacana ini memicu perdebatan tentang apakah kebijakan tersebut akan memberikan manfaat atau justru menimbulkan dampak negatif bagi proses pendidikan di tanah air. Artikel ini akan mengkaji lebih dalam mengenai wacana ini, dampaknya terhadap dunia pendidikan, serta berbagai perspektif yang muncul.

Latar Belakang Wacana Meliburkan Sekolah Selama Ramadhan

Pada dasarnya, wacana ini muncul untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat fokus beribadah, mengurangi kelelahan fisik selama berpuasa, dan memberi ruang bagi mereka untuk beristirahat lebih banyak. Beberapa pihak menyarankan bahwa dengan libur sekolah, siswa akan lebih mampu menjalankan ibadah puasa dengan tenang, serta terlibat dalam kegiatan sosial keagamaan seperti tarawih dan kegiatan amal.

Namun, kebijakan ini tidak serta merta disambut positif oleh semua kalangan. Kritik datang dari berbagai pihak, termasuk guru, orang tua, dan pihak terkait lainnya yang merasa bahwa meliburkan sekolah akan mengganggu kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar.

Argumentasi yang Mendukung Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan

1. Memberikan Waktu untuk Beribadah dan Kesehatan Siswa
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah bagi umat Islam, yang mengutamakan ibadah seperti puasa dan shalat tarawih. Jika sekolah diliburkan, siswa bisa lebih leluasa menjalankan ibadah tanpa terganggu oleh rutinitas belajar. Selain itu, berpuasa dapat membuat siswa merasa lelah dan tidak fokus saat mengikuti pelajaran. Libur sekolah memberikan waktu istirahat yang lebih banyak, sehingga kesehatan fisik dan mental siswa lebih terjaga.

2. Mempererat Hubungan Sosial dan Kegiatan Keagamaan
Dengan libur sekolah, siswa dapat terlibat lebih aktif dalam kegiatan sosial seperti berbuka puasa bersama, shalat tarawih, serta kegiatan amal di lingkungan sekitar. Ini dapat mempererat hubungan antar sesama serta memperdalam pengalaman spiritual mereka selama bulan Ramadhan.

3. Mengurangi Stres dan Tekanan Akademik
Pada bulan Ramadhan, banyak siswa yang merasa kelelahan karena jadwal belajar yang padat. Libur sekolah selama Ramadhan memungkinkan mereka untuk beristirahat sejenak dari tuntutan akademik, sehingga mereka bisa kembali dengan semangat yang lebih baik setelah Ramadhan berakhir.

Kritik terhadap Wacana Libur Sekolah Selama Ramadhan

1. Dampak Negatif Terhadap Pembelajaran

Salah satu kekhawatiran terbesar dari kebijakan ini adalah potensi terganggunya proses pembelajaran. Libur sekolah yang terlalu lama dapat menyebabkan siswa kehilangan materi pelajaran yang penting, terutama bagi siswa yang akan menghadapi ujian akhir. Di Indonesia, ujian nasional dan ujian semester seringkali jatuh pada waktu yang berdekatan dengan bulan Ramadhan, sehingga libur yang terlalu lama bisa memperburuk persiapan ujian.

2. Kesulitan Mengatur Ulang Jadwal Belajar
Ketika libur sekolah terlalu panjang, siswa bisa kesulitan untuk kembali ke rutinitas belajar setelah Ramadhan berakhir. Hal ini dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam belajar dan menyebabkan penurunan motivasi belajar, karena mereka telah terbiasa dengan waktu yang lebih longgar.

3. Pengaruh Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler dan Pendidikan Karakter
Banyak sekolah yang memiliki program ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi perkembangan pribadi siswa, seperti olahraga, seni, dan kegiatan lainnya. Meliburkan sekolah bisa mengganggu kelancaran kegiatan tersebut, yang dapat berdampak pada pengembangan minat dan bakat siswa.

4. Keterbatasan Akses Pendidikan bagi Siswa di Daerah Terpencil
Di beberapa daerah, terutama daerah terpencil, akses terhadap pendidikan yang berkualitas masih terbatas. Meliburkan sekolah dalam waktu yang lama dapat memperburuk ketimpangan pendidikan di daerah tersebut, karena siswa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pembelajaran yang baik.

Alternatif Kebijakan: Pembelajaran Fleksibel di Bulan Ramadhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun