Mengamati kondisi bangsa Indonesia saat ini, tiada yang patut kita berikan apresiasi tertinggi selain para ulama. Berkat para ulama, kemarahan umat Islam atas perilaku tidak patut seseorang dapat disalurkan kepada hal-hal yang bermanfaat. Aksi unjuk rasa damai hingga ajakan untuk menjadi lebih taat. Sungguh, momentum yang sangat jarang terjadi di masa kini.Â
Kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama memancing reaksi dari umat Islam. Sejak MUI mengeluarkan pernyataan sikap atas ucapan Basuki, masyarakat Islam Indonesia cenderung mendukung sikap MUI. Meski sempat memicu adanya kemarahan, kemarahan umat ini dapat ditenangkan oleh para ulama yang berhati sejuk, sehingga tidak mengarah pada tindakan anarkis. Tetapi dapat digiring menuju aksi damai dan bermartabat.Â
Sempat muncul rasa khawatir dari berbagai kalangan, aksi yang dilakukan oleh umat Islam demi menuntut keadilan ini akan dilakukan dengan cara-cara yang tidak patut. Namun, bila kita melihat seluruh ‘Aksi Bela Islam’ dari aksi pertama hingga kedua yang lalu, tidak ada satupun darah tertumpah. Hal ini pun dapat diperlihatkan kembali pada hari ini, aksi ketiga berlangsung dengan super damai.Â
Ulama-ulama memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian ini. K.H. Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym menjaga para peserta aksi untuk menjunjung kebersihan. K.H. Arifin Ilham menjaga umat agar tetap membasahi hati dengan dzikir dan niat tulus. Ustadz Yusuf Mansyur ikut membantu logistik dan suplai makanan. Tak terhitung bantuan dari ulama lainnya dalam menyatukan hati umat. Aksi ini harus damai, sesuai dengan misi besar Islam, membawa rahmat bagi seluruh alam.Â
Dari Cianjur, kita pun dibuat takjub dengan peran para ulama. Mereka menyatukan hati umat dengan menguatkan mental. Berjalan kaki dari Cianjur-Jakarta. Umat Islam di daerah yang dilalui pun menyambut hangat. Dari sini kita bisa melihat alangkah indahnya ikatan akidah itu lebih kuat dari ikatan apapun. Sangat tidak masuk diakal jika masih ada yang menuduh aksi ini dibayar oleh kelompok tertentu. Tidak ada yang mampu membayar hati ratusan ribu umat Islam ini selain ridha Allah saja.Â
Presiden Joko Widodo pun dirasa dapat memainkan peran dengan cukup baik. Sebelum dan setelah aksi damai 411 lalu, beliau bersilaturahmi dengan para pimpinan organisasi Islam di Indonesia. Dukungan mereka sangat dibutuhkan pemerintah, karena memang mayoritas umat Islam di Indonesia tergabung dalam organisasi seperti Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah. Peran mereka diperlukan agar aksi yang dilakukan tidak bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila. Pada hari ini, Presiden dan Wakil Mungkin aksi ini merupakan aksi terbesar dengan jalan damai yang pernah dilakukan oleh bangsa Indonesia.
Hari ini pun, Presiden dan Wakil Presiden menyempatkan hadir untuk shalat Jumat bersama. Insya Allah, inilah salah satu Shalat Jumat terbesar dalam sejarah umat Islam, selain shalat Jumat pada penaklukkan Konstantinopel yang dipimpin oleh Muhammad Al Fatih tahun 1453 silam. Kini, shalat Jumat bersejarah ini dipimpin para ulama Indonesia dan dihadiri pula oleh para umara.
Patut kita mensyukuri, peran ulama tetap mendapat tempat di hati masyarakat. Pesan-pesan perdamaian Islam masih dapat dijalankan tanpa harus mengaburkan tujuan utama, memastikan proses hukum berjalan dengan baik. Aksi damai dan peran ulama ini mengingatkan kembali pada sejarah bangsa ini.Â
Kaum santri dan ulama selalu berada dalam garda terdepan dalam melawan kezhaliman. Perang Paderi, Perlawanan Bojongkokosan, hingga Pertempuran Gerilya Pangeran Diponegoro tidak dapat dipisahkan dengan peran ulama. Tanpa peran ulama, rakyat Indonesia tidak akan bisa bersatu untuk melawan segala bentuk kezhaliman.Â
Sungguh, aksi damai ini menyadarkan kita, bahwa ulama dan umara perlu bersatu untuk mengarahkan kekuatan bangsa Indonesia. Tanpa umara yang amanah, kepercaan umat akan luntur. Tanpa ulama yang bersahaja, potensi umat akan menjadi salah arah.Â
Dari aksi damai umat Islam ini, patut kita menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para ulama. Baik ulama dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan organisasi lainnya mampu menyatukan hati umat untuk tetap berislam dengan damai. Jazakumullah, semoga Allah menyatukan tekad kita untuk memajukan bangsa Indonesia.