[caption caption="dokumentasi pribadi"]
[/caption]
Â
Untuk para penghuni bumi
Â
Tuhan menciptakan satu tempat dalam semesta
Dijadikan-Nya nirwana dalam dunia
Ditundukkan oleh-Nya untuk manusia
Namun sudah patutkah kita baginya?
Â
Bumi diciptakan-Nya dengan penuh kedamaian
Dengarlah kicauan burung di pagi buta
Saling bersahutan memberi ketenangan
Ia tak pernah melawan kehendak-Nya
Â
Namun dengarlah manusia
Ia senang menggaduhkan keadaan
Membombardir tatanan peradaban
Dengan alasan mengejar kekuasaan
Â
Bumi diciptakan-Nya dengan penuh keadilan
Lihatlah air yang selalu menuruni lembah
Tetap tunduk sekalipun menyimpan energi mega
Ia tak pernah melawan kehendak-Nya
Â
Namun lihatlah manusia
Ia tak pandai bersyukur dengan pemberian
Menuntut keleluasaan dari tuntunan
Dengan alasan adanya kebebasan
Â
Bumi diciptakan-Nya dengan penuh keanggunan
Hiruplah aroma puspa di pekarangan
Membagikan sukma semangat tak berkesudahan
Ia tak pernah melawan kehendak-Nya
Â
Namun sesaplah jiwa manusia
Ia dipenuhi oleh bau kecongakan
Menebarkan racun kebencian
Dengan alasan menghimpun kekayaan
Â
Bumi diciptakan-Nya dengan penuh keseimbangan
Perhatikanlah pada segalanya berpasangan
Dalam sebuah sistem nan paripurna
Ia tak pernah melawan kehendak-Nya
Â
Namun perhatikanlah manusia
Betapa banyak hutan ia bakar
Juga sesamanya yang ditindas
Dengan alasan meningkatkan kesejahteraan
Â
Bumi sudah ditundukkan oleh-Nya bagi manusia
Pantaskah jika kita tak mau tunduk kepada-Nya?
Bumi telah memberikan jutaan kekayaan
Pantaskah jika kita tak berbagi walau sebagian?
Bumi menanggung beban milyaran manusia
Pantaskah jika kita serakah dengan keegoisan?
Â
Laut diuruk demi mencari kekuasaan
Gunung digali untuk mencari emas berlian
Sungai dicemari dengan limbah polutan
Udara dikotori oleh asap tembakau mematikan
Kenikmatan mana lagi yang hendak didustakan?
Â
Kalaulah suhu bumi ini terus menerus naik
Mungkin menegur kita yang semakin tinggi hati
Kalaulah terumbu karang banyak memutih
Mungkin menegur kita yang menghitamkan sungai
Kalaulah lubang ozon semakin besar menganga
Mungkin menegur kita yang menambang hutan
Â
Kalaulah semua teguran ini tak menyentuh kita
Mungkin tanda bahwa mata hati ini telah pergi
Â
Perhatikanlah semua tanda kebesaran
Agar kita tak mengerdilkan segala ancaman
Hiduplah dengan penuh kesyukuran
Untuk menjadikan bumi mahligai perdamaian
Â
Â
Farhan Abdul Majiid
Ciputat Timur, 190416
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H