Aku melihat lampu-lampu kerucut itu bergantungan
Merasakan angin menderu terhembus dari sebuah baling-baling
yang bobrok
Menatap tembok bata lusuh yang seakan berintuisi
BerbisikÂ
Tetapi dengan bahasa yang tak aku mengerti
Seperti kaleng tisu di hadapanku
Ia tidak henti melontarkan tanya
Mengapa kau sendiri?Â
Sedangkan tiga kursi di sekitarmu kosong dan berdebu
***
Lalu di sana
Di atas meja persegi mereka asyik berdiskusi
Memeluk secarik kertas dan menggoreskan pena
Sesekali mereka berbicara melalui puisi
***
Lihatlah
Senja mulai membaur dengan kelamnya malam
Wajahnya mengerut dan bercalar dalam keheningan
Bahkan, kelipan lampu-lampu kota mulai mencalang
Lalu aku melihat langkah-langkah kaki yang merindu terang
saat gelap datang
Dan tidak lama kemudian ia menghilang
***
@fallwaguna