Narasi tentang keberanian mencintai tanpa syarat, mengambil keputusan sulit demi kebaikan bersama, dan merawat harapan bahkan dari yang paling liar sekalipun
Dalam dunia urban yang semakin sibuk, kasus penelantaran hewan domestik menjadi isu sosial yang kerap terabaikan.
Namun di balik kerasnya kehidupan kota, selalu ada manusia yang memilih untuk menjadi penyelamat.
Salah satunya adalah saya sendiri, yang memungut seekor kucing liar dari tempat pembuangan.
Kucing itu saya beri nama BotBot, menjadi sebuah contoh relasi antara manusia dan hewan yang tidak hanya menyentuh, tapi juga kaya nilai-nilai sosial, psikologis, dan emosional.
BotBot: Dari Liar ke Peliharaan
BotBot adalah kucing dengan bulu lorek abu-abu putih yang awalnya sangat agresif, bahkan berani menyerang saya, sebagai pemilik barunya, dan seluruh penghuni rumah.
Agresivitas ini bisa dijelaskan melalui pendekatan ethology---ilmu perilaku hewan---yang menyatakan bahwa hewan liar yang mengalami trauma atau ketidakpercayaan terhadap manusia cenderung menunjukkan perilaku defensif ekstrem.
Namun saya tidak menyerah. Saya memilih pendekatan penuh empati, kesabaran, dan perlindungan.
Ketika pilihan semakin sempit, dan seluruh penghuni rumah selalu berdarah-darah, saya mengambil keputusan sulit namun bertanggung jawab: mengebiri BotBot.
Keputusan ini dilandasi oleh prinsip animal welfare (kesejahteraan hewan), bahwa untuk menjaga keselamatan bersama dan masa depan BotBot, pilihan tersebut menjadi jalan terbaik.