Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Peneliti AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, Artificial Intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Gaza dan Tarif: Politik Pengalihan Atensi atau Strategi Ekonomi?

16 April 2025   16:02 Diperbarui: 16 April 2025   16:02 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penderitaan warga Palestina yang terlupakan karena perang tarif (Sumber gambar: AI Image Generator)

Jika dianalisis secara struktural dan temporal, terdapat potensi kuat bahwa ini adalah bentuk politik pengalihan isu


Data terbaru menurut Kementerian Kesehatan Gaza, hingga awal April 2025, lebih dari 50.846 warga Palestina telah kehilangan nyawa dan korban luka menjadi 113.213 akibat serangan Israel sejak Oktober 2023 (tempo.co, 28/03-2025).

Ketika Presiden Donald Trump kembali ke tampuk kekuasaan di awal 2025, langkah pertamanya yang mengguncang dunia adalah kebijakan tarif impor besar-besaran terhadap berbagai negara. 

Di tengah eskalasi krisis kemanusiaan di Gaza yang menyita perhatian global, kebijakan ekonomi Trump seolah hadir sebagai "guntur di langit yang sudah badai." 

Pertanyaannya: apakah ini murni strategi ekonomi, atau justru bentuk diversion politics---politik pengalihan atensi?

Teori Pengalihan Isu dalam Politik

Dalam ilmu komunikasi politik, terdapat teori bernama Diversionary Foreign Policy, yaitu strategi pemimpin negara untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah yang lebih besar dengan menciptakan isu lain yang lebih "mendesak". 

Konflik internasional atau kebijakan ekonomi besar kerap digunakan untuk mengaburkan fokus dari tragedi kemanusiaan atau kegagalan moral negara.

Gaza: Luka Dunia yang Tak Kunjung Sembuh

Krisis Gaza tidak hanya mencabik-cabik kemanusiaan, tetapi juga memecah belah opini publik dan memperburuk citra negara-negara besar yang dianggap tidak berpihak pada keadilan. 

Banyak elemen masyarakat internasional, termasuk mantan agen-agen Mossad, menyerukan penghentian kekerasan. Ketika tekanan moral meningkat, muncul kebutuhan untuk mengalihkan arus narasi publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun