Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

44.786 Nyawa Palestina Terenggut, Mau Berapa Lagi?

11 Desember 2024   20:23 Diperbarui: 11 Desember 2024   20:23 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Bocah Palestina tewas terkena serangan Israel (Sumber: Kbknews.id))

Di zaman yang telah modern, ternyata masih berlangsung sebuah penjajahan. Tanpa kegigihan perlawanan, maka dunia tidak akan menyadari sebuah imperialisme yang abadi.

Imperialisme akan terkuak ketika bangsa terjajah berani melakukan perlawanan tanpa henti. Jelas menunjukkan sebuah bangsa yang memiliki harga diri, nasionalisme, serta patriotisme tinggi terhadap negara dan bangsanya. Bila tidak, maka mereka akan tenggelam, tunduk patuh dan akhirnya melebur bersama negara penjajahnya. 

Akibat perlawanan yang tiada henti, akhirnya mata dunia terbuka lebar. Bahwa ternyata masih ada bangsa terjajah yang masih gigih melakukan perlawananan hingga detik ini. Bangsa terjajah itu bernama Palestina!

Bila dikaitkan dengan nurani kita sebagai bangsa yang berhasil lepas dari belenggu penjajahan. Tentu saja imperialisme jelas bertentangan dengan Pembukaan UUD alinea pertama, "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Jelas menyiratkan, bahwa penjajahan telah melanggar hak asasi sebuah bangsa untuk memerdekakan diri.

Apalagi parlemen Israel beberapa waktu lalu menentang resolusi dua negara. Jelas kian memupuskan harapan Palestina untuk merdeka, bagai panggang kian jauh dari api.

Kini dunia memahami. Mengapa Israel sampai saat ini tetap betah bercokol di Palestina, mengapa tak ada yang berani terang-terangan menghentikan genosida di Jalur Gaza, mengapa penyerangan terus tak berhenti di Tepi Barat. 

Air mata dan duka terdalam atas tragisnya kelaparan serta kematian bocah-bocah Palestina yang tak berdosa. Masihkah nurani dunia terketuk untuk menyelamatkan mereka? Entah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun