Bangsa Palestina tak memiliki apa-apa lagi. Mereka tinggal di barak-barak pengungsian sambil menahan lapar, bahkan bayi-bayi mengalami kekurangan gizi. Tapi justru truk-truk bantuan kemanusiaan dihadang Israel agar tak bisa menyalurkan bantuan. Bahkanantor UNRWA diledakkan, hingga stafnya dikriminalisasi. Apalagi tujuan semua itu kalau bukan kematian perlahan pengungsi Palestina akibat kelaparan?
Namun Israel lupa. Bahwa dibalik penghadangan truk-truk bantuan kemanusiaan, sudah pasti para sandera yang berada di tangan Hamas pun juga akan mati kelaparan. Bahkan ketika terjadi penyerangan oleh pesawat-pesawat tempur IDF secara membabibuta, bisa ditebak, sandera juga akan menjadi sasarannya.Â
Tanpa bantuan kemanusiaan, tanpa makanan, tanpa obat-obatan. Bangsa Palestina benar-benar dalam upaya pembersihan etnis secara perlahan. Bahkan bukan hal mengherankan bila banyak korban perang yang dioperasi tanpa obat bius. Seorang anak Palestina berusia 10 tahun yang terkena serangan pesawat tempur Israel, terpaksa diamputasi tanpa obat bius. Bisa kita bayangkan, betapa mengerikannya kondisi genosida yang diciotakan Israel.
Bukan hanya jurnalis, ratusan nyawa tenaga medis pun banyak melayang akibat serangan yang dilakukan Israel. Seperti tewasnya seorang dokter Palestina di penjara Israel karena tak kuat menahan siksaa beberapa waktu lalu.
Tangis, air mata dan kesedihan seperti tak ada habisnya melihat kondisi bangsa Palestina saat ini. Kelaparan, kecamuk perang, dan dipaksa mengungsi kian kemari oleh ambisi angkara murka tentara Israel. Nyawa manusia seakan tak ada harganya.Â
Bahkan alat transportasi zaman baheula seperti gerobak yang ditarik keledai kurus terpaksar dipakai pengungsi Palestina saat evakuasi. Hal ini menunjukkan sedemikian kejam dan tidak manusiawinya bangsa Palestina diperlakukan.Â
Namun demikian Israel tetap menunjukkan kecongkakannya dengan sikap marah dan saat banyak negara mengakui keanggotaan Palesina sebagai sebuah negara di PBB. Hingga dengan emosinya utusan negara Zionis ini memotong-motong kertas pengakuan serta menuduh sikap negara pendukung Palestina telah pelanggar Piagam PBB.Â
Sikap ngamuk yang dilakukan Israel ini yang kemudian menimbulkan tanda tanya. Bila mendukung keanggotaan Palestina di PBB dianggap melanggar Piagam PBB. Lalu bagaimana dengan tewasnya 35 ribu warga Palestina? Apakah yang dilakukan Israel telah sesuai dengan Piagam PBB?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H