Banyak hal tidak masuk akal, diluar nalar, dan melebihi batas ambang emosi yang dilakukan Israel. Apa saja itu?
Terkadang rasa ego, rasialisme, kekuatan antar golongan, dan eksklusivisme mendorong sikap untuk memihak dan berbuat tidak adil, sehingga pemikiran irasionil lebih memenangkan sebuah pemilihan sikap dan pendapat.
Demikian juga dengan yang terjadi saat ini di sebagian belahan dunia, karena rasa itulah yang membuat mereka bertindak hanya berdasar perasaan dan bukan akal pikiran waras dan sehat.
Mencari tikus dengan membakar lumbung padi?
Mari kita telusuri satu persatu, agar kita dapat berpikir realistis, sehat, dan waras. Tentang perang antara Israel dan Hamas, konflik yang terjadi adalah antara dua kekuatan tersebut. Tapi mengapa justru Palestina yang menjadi korban?
Alasan pertama dari perlakuan yang dilakukan IDF Israel adalah karena Hamas dianggap memiliki markas di bawah tanah, yang tentu saja di atasnya adalah wilayah Gaza. Namun apakah dengan alasan tersebut negara zionis ini bebas memborbardir rakyat sipil, terutama wanita dan anak anak?
Alasan kedua yang dipergunakan Israel atas semua keputusannya, adalah akibat Hamas berlindung di belakang rakyat sipil. Realistiskah alasan ini? Tampaknya jauh dari kenyataan.
Justru yang kita lihat saat ini di berbagai media massa dunia, adalah bahwa Israel sangat 'baper' saat ini, tak mempergunakan rasio lagi. Ibarat wanita setiap bulan mengalami PMS. Marah, uring uiringan, ngamuk, meradang tak jelas, hingga bertindak di luar nalar.
Ibarat peribahasa, karena marah dengan tikus yang mencuri padi, si petani justru membakar lumbung padi demi memusnahkan tikusnya. Apakah ini tindakan waras? Bagi orang yang sakit hati, tindakan ini dianggap sah-sah saja, sebab ia melampiaskan emosi dan kemarahannya. Tapi bagi orang waras, jelas ini tindakan bodoh yang menggampangkan permasalahan namun mendatangkan permasalahan baru. Sebab bila tikus tidak ikut musnah terbakar dengan padi, maka boleh jadi, justru telah lari terlebih dahulu meninggalkan lumbung padi.Â
Memang akhirnya tikus tidak ada lagi, bisa jadi karena telah ikut terbakar, atau justru eksodus. Namun padi beserta lumbungnya pun musnah dalam sekejap. Apakah hal tersebut akan merugikan petani?Â
Merugikan, bila memang si petani adalah pemilik asli dan sah dari lumbung, sebab ia kehilangan padi beserta bangunan lumbungnya. Hingga terpaksa harus tekor membangun lumbung serta menanam padi kembali. Bahkan kalau si petani tak memiliki persediaan beras, terpaksalah dia harus menahan lapar, atau menghutang ke tengkulak demi menunggu panen berikutnya.