Kini kita memahami kenapa negara zionis sekaliber Israel, yang dikategorikan super cerdas tiba-tiba bersedia melakukan hal bodoh tersebut. Tentu saja kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa si petani pastilah bukan pemilik sah dari lumbung beserta padi yang dibakarnya. Sehingga ia dengat sangat rela membakar lumbung.
Jika ia adalah pemilik sah, tentu saja ia tak rela melakukan kebodohan tersebut. Bukankah lebih baik menangkap tikusnya daripada memusnahkan lumbungnya.Â
Tetapi jelas hal tersebut tak akan dilakukan Israel. Sebab dengan cara meluluhlantakkan Jalur Gaza, memusnahkan penduduknya, maka negara Yahudi ini akan makin leluasa memperluas wilayahnya tanpa lelah-lelah mengusir seperti kebiasaan sebelumnya. Jelas ada udang di balik batu. Kini kita kian memahami sepak terjang Israel selama ini.
Menguatnya indikasi genosida
Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang turut mempengaruhi Israel berbuat demikian, adalah kesulitannya berfikir jernih. Trauma dan shock, serta merasa dipermalukan, hal itulah yang membuat negara Yahudi ini berpikir serba ngawur, asal asalan, yang berakibat strateginya acak-acakan tidak karuan.
Perilaku demikan sangat berbahaya, karena bisa melahirkan sebuah sikap apatis, pesimis, dan yang lebih parah mengarah ke gangguan jiwa alias kekurangwarasan. Sehingga wajar bila kemudian yang terjadi adalah:
- Ribuan anak menjadi korban
Silahkan amati secara cermat, berita di televisi atau pun sumber pemberitaan lainnya. Berapa jumlah korban bayi dan anak-anak yang tewas atau pun luka kesakitan di Gaza akibat serangan Israel. Ribuan!
Bukan hanya ngeri, tapi ada tanda tanya dari perilaku biadab negara zionis ini, yang sejak dahulu selalu menyasar bocah tak berdosa. Mereka adalah generasi penerus Palestina, ketika banyak yang tewas terbunuh, bisa anda bayangkan hilangnya sebuah generasi penerus bangsa. Lalu apa tujuan dibalik pemusnahan generasi penerus, kalau bukan genosida.
Tahun ajaran pendidikan yang seharusnya masih berjalan dengan tawa canda anak-anak, telah terhenti seketika akibat kiriman kematian dari pesawat tempur Israel. Mereka tewas akibat terkena hantaman rudal yang ditembakkan Israel, atau pun meregang nyawa karena tertimpa reruntuhan bangunan.Â
Bahkan yang paling menggores hati nurani, ribuan bocah yang masih hidup di bawah reruntuhan bangunan. Seharusnya masih bisa diselamatkan nyawanya, namun karena terbatasnya peralatan, serta dilarangnya pasokan bahan bakar memasuki Gaza oleh Israel, akhirnya para bocah Palestina itu mati secara perlahan di bawah reruntuhan.
Belum cukup sampai di situ, anak-anak Palestina yang sedang terbaring lemah dan kesakitan di rumah sakit, akhirnya kehilangan nyawa akibat dibombardir Israel. Sebagian besar kehilangan nyawa secara perlahan karena peralatan medis tak bekerja sebab tak ada pasokan bahan bakar diperbolehkan memasuki Gaza.
- Nestapa Wanita PalestinaÂ