Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Trik Jitu Pancasilais Sejati: Beri Contoh Jangan Omong Doang

31 Mei 2023   23:29 Diperbarui: 31 Mei 2023   23:38 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tidak bisa membayangkan, ketika semua orang tidak bersedia menjadikan pancasila sebagai patokan. Maka akan terjadi keinginan menang sendiri, dengan mengabaikan kepentingan yang lain. Masing-masing individu berdiri pada keyakinan dan kepentingannya sendiri, tentu negara akan kacau-balau.

Ketika timbul permasalahan, lalu setiap orang mengatasinya dengan berpatokan pada lepentingan agamanya sendiri, sukunya sendiri, rasnya sendiri, atau pun antar golongannya sendiri. Akibatnya, kepentingan bangsa dan negara akan terabaikan. Sehingga dapat dibayangkan betapa kacau-balaunya negara ini bila dipaksakan demikian.

Pancasila bukan sebuah agama, itulah yang menjadi alasan mengapa setiap warga negara berhak meyakini Tuhan dan kepercayaan, serta menjalankan agamanya. Tak ada yang berhak melarangnya. Dengan memeluk dan meyakini agamanya, maka hal tersebut adalah juga termasuk pancasilais. Demikan juga dengan hal-hal lainnya.

Terjadinya sikap primordialisme, cinta suku berlebihan dengan merendahkan dan menghina suku lain, tentu saja bertentangan dengan pancasila. Sudah jelas ketika kita melanggar agama, maka akan ada juga nilai-nilai pancasila yang dilanggar. Sebab pancasila itu sendiri adalah kristalisasi dari nilai luhur yang diambil dari keyakinan agama dari warga negaranya.

Dengan pemahaman pancasila tingkat tinggi seperti di atas, tentu saja akan membuat kita kian memahami, bahwa menerapkan dan mengajarkan pendidikan pancasila dalam semua tingkat kehidupan tidaklah sulit, asal konsisten dilakukan.

Saat seseorang telah terbiasa menaati norma agama, kesopanan, kesusilaan, serta hukum. Maka sesungguhnya orang tersebut telah sukses dalam menjalankan pendidikan pancasila tingkat tinggi secara sempurna. Sehingga layak disebut pancasilais sejati.

Banding terbalik dengan orang yang terbiasa melanggar segala norma, tentu saja tak dapat disebut pancasilais sejati, karena jelas terlihat bahwa ia tak mampu menerapkan nilai-nilai luhur pancasila.

Jadi jelas, ketika pendidikan pancasila  hanya berupa membaca dan menghapal sila-sila saja, maka hal tersebut dikategorikan pendidikan tingkat rendah. Namun ketika sila-sila itu telah diwujudkan dalam keseharian, merupakan bukti nyata bahwa pendidikan pancasila telah sampai pada tahap tingkat tinggi, tidak hanya omdo (omong doang).

Cara Mendidik Pancasila di tengah gempuran ideologi negara lain

Tak perlu berbicara teori yang muluk-muluk tentang pancasila, juga tak harus berpidato menggebu gebu, atau pun hanya menghapal seluruh sila, butir-butirnya, atau juga aturan hukumnya, bila ternyata kacau-balau dalam pengamalannya.

Lalu bagaimana cara menerapkan pendidikan pancasila tingkat tinggi kepada generasi muda di tengah gempuran ideologi liar dari negara lain yang kadang menggerus nilai-nilai luhur bangsa kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun