Kesusilaan
Norma ini tidak bisa diungkapkan secara gamblang, sebab berkaitan dengan hati nurani, yang tentu saja kasat mata. Mungkin pelakunya terlihat menjaga norma agama, norma kesopanan, tidak melanggar norma hukum, namun ketika melakukan sikap pamer, apabila hati nuraninya masih terketuk maka akan merasa malu serta salah tingkah saat melakukannya. Namun ketika hati nuraninya tumpul,maka pamer telah menjadi hal biasa yang dilakukan dan tidak terasa mengganggunya lagi.
Mayoritas masyarakat yang masih memiliki ketajaman hati nurani tentu saja akan menilai pamer sebagai hal risih dan mengganggu. Sehingga perilaku pamer dirasa sangat menganggu ketentraman dan kenyamanan hidup orang banyak.
Faktor Penyebab sikap pamer
Mengapa pamer bisa terjadi, biasanya hal ini diakibatkan oleh:
- Kurang percaya diri
Seseorang yang kurang memiliki kepercayaan diri akan cenderung bersikap pamer, sebab dengan sikap pamer baginya akan meningkatkan harga dirinya menjadi lebih tinggi.
Ketika orang terrsebut melakukan "pamer ria" maka harapannya adalah agar publik bisa menunjukkan reaksi terkejut, kagum dan memujinya. Tapi apabila ketika tindakan pamer telah dilakukan, namun reaksi khalayak biasa saja, alih-alih kaget, mereka justru mencaci maki dan mencurigai, maka si tukang pamer akan menjadi down dan makin krisis kepercayaan diri.
- Keinginan diakui
Saat seseorang melakukan pamer biasanya karena ingin dipuji dan diakui. Kuatnya keinginan tersebut mendesaknya melakukan pamer. Ketika akhirnya pamer terjadi, pujian muncul, akan muncul kepuasan tersendiri yang didapatkan. Namun jika tidak ada pujian, maka sakit hati mulai tercipta.
Berbeda dengan mereka yang menunjukkan sesuatu tanpa ingin pamer, maka ketika tak ada reaksi pujian yang didapat, tidak akan kecewa dan sakit hati.
- Kebanggaan berlebih pada diri sendiri
Akibat kebanggaan yang berlebihan terhadap diri sendiri, membuat sikap pamer dianggap biasa saja. Ada bisikan "Gue gitu loh" dari dalam hatinya sehingga pamer menjadi lagu kebangsaan, tanpa berpikir panjang bahwa boleh jadi ada yang iri dan mencurigai.
- Lunturnya rasa malu
Salah satu penyebab adanya sikap pamer adalah lunturnya rasa malu. Berbuat tanpa berpikir, yang penting hati senang, puas, dapat pujan. Sehingga tidak mengherankan bila media sosial saat ini dibanjiri dengan video-video mereka yang tujuan utamanya hanya ingin dipuji, dipuj dan dipuji.