Palestina terlupakan, berbeda jauh dengan Ukraina. Yang disaat disentil oleh Rusia, dunia langsung beraksi dengan cepat, dengan gegap gempita memberikan sanksi ekonomi, politik, isolasi keuangan dunia, dan beragam sanksi lainnya, terbukti efektif membuat Rusia salah tingkah dalam bersikap.
Banding terbalik dengan Israel yang notabene adalah sekutu barat. Propaganda yang dibuat bahwa segala yang dilakukan terhadap Palestina adalah sebagai upaya membela diri dari si pengganggu. Dan dunia mengamini hal tersebut, lalu membenarkan segala yang dilakukan sebagai sebuah hukuman.
Berbeda dengan Ukraina yang memisahkan diri dari Rusia, Palestina adalah pemilik asli negaranya. Israel yang numpang hidup akibat holocaust di masa lalu, diterima dengan tangan terbuka oleh warga Palestina. Namun karena keserakahan dan eksodusnya keturunan Yahudi, ditambah pertambahan penduduknya, berakibat merangsek menduduki wilayah Palestina. Apalagi terjadinya perang di 1967 yang membuat Palestina mengalami kekalahan, yang berujung kemalangan, menjadii jajahan di tanah airnya sendiri. Yakinkah hal ini sebagai sebuah hukum alam yang wajar terjadi, ataukah sengaja direkayasa dari sebuah propaganda agar dunia menyetujuinya bak terkena hipnotis?
Memakai tentara Chechnya: propaganda ala Putin
Persekutuan negara-negara barat memang super sakti, ditambah dengan gencarnya propaganda, apalagi media massa internasional hampir seluruhnya dikuasai barat. Sehingga dapat ditebak jika seluruh pemberitaan dunia akan bersumber pada sumber informasi paling kuat.
Dahsyatnya kekuatan persekutuan negara-negara barat memberi pilihan pada Putin, antara linglung atau bergerak menyerap ilmu dari propaganda tersebut. Namun Putin tampaknya tidak bodoh, sebagai seorang mantan intelejen KGB terlatih sudah pasti akan menyerap berbagai strategi penguasaan dan perebutan pengaruh dunia.
Kecerdikan penyerapan ilmu propaganda tengah dilakukan oleh Putin. Selain mengirimkan tentara Spetsnaz yang terkenal, ternyata  dia juga memakai kekuatan tentara Chechnya, yang mayoritas adalah muslim. Mungkin dalam ilmu yang diserap Putin, apabila berkaitan dengan muslim, maka dunia akan terbelah menjadi dua suara, bersimpati, ataupun antipati karena muslim kerap disebut sebagai teroris akibat propaganda barat.
Putin beranggapan dunia akan simpati, sebab banyak muslim minoritas yang mengalami ketertindasan telah menumbuhkan empati dari dunia internasional, terutama badan-badan dunia, seperti WHO dan yang lainnya. Nasib muslim yang tertindas di Myanmar, juga etnis Uighur di China. Boleh jadi Putin ingin meraih simpati dunia dengan menggerakkan tentara Chechnya yang mayoritas muslim.Â
Bahkan bisa jadi dengan memakai tentara Chechnya, Putin ingin lepas tangan jika terjadi antipati terhadap invasinya, sebab dunia akan menyorot tentara Chechnya sebagai mayoritas muslim, bahwa memang terbukti teroris. Putin ingin menguasai Ukraina tapi memakai kepanjangan tangan lain, sehingga tangannya sendiri bersih dari noda.
Chechnya juga pernah diinvasi Rusia
Padahal bila ditelisik ke belakang, di masa silam Chechnya adalah juga merupakan bagian negara dari Rusia yang ingin memisahkan diri. Banyaknya pembantaian dan kekejaman Era Soviet karena adanya keyakinan agama di Chechnya menjadikan negara itu ladang pembantaian dan genosida.Â