Kesempatan kerja yang sulit didapatkan para kaum Adam ataupun terkena PHK membuat mereka mau tak mau harus diam di rumah menggantikan posisi istri mengurus rumah dan anak-anak
Jika kaum hawa ingin dimengerti, terlebih lagi dengan kaum Adam. Apalagi di zaman emansipasi dan keterbukaan seperti sekarang ini, dengan jumlah wanita mandiri kian mendominasi, bahkan lowongan pekerjaan pun banyak dikuasai wanita, akibatnya pria merasa makin tersisihkan.
Meskipun di era keterbukaan yang semakin gila karena diakuinya hubungan selain antara pria dan wanita, namun hubungan normal antar lawan jenis tetaplah lebih indah untuk diuraikan.Â
Terlebih dengan kelahiran anak-anak di kelanjutan hubungan berikutnya, yang tentunya tidak bisa diraih oleh pasangan lainnya kecuali dengan cara mengadopsi, yang tentunya ada kesan kurang memuaskan namun niatan baik ini patut diapresiasi.
Di zaman seperti sekarang ini, emansipasi sungguh melesat dengan cepat, hingga kadang melebihi dan melampaui batas-batas kewajaran dari kodrat yang ditentukan Tuhan, sehingga wanita terkadang lepas dari kontrol dengan posisi dan jabatan melebihi pria, tentunya membuat pria merasa disisihkan.Â
Meskipun tak semua pria bersikap seperti itu, namun mayoritas pria dengan sikap patrilineal kental tentunya tidak akan dapat menerima begitu saja jika hanya menjadi pemegang hubungan nomor dua.
PHK dan tak ada kesempatan kerjaÂ
Memang tak semua wanita memiliki jabatan dan posisi tinggi dalam sebuah pekerjaan, namun setidaknya berhasil untuk memperoleh pekerjaan dibanding pria tentunya sebuah gengsi dan prestise tinggi.
 Makanya tidak mengherankan bila istilah ibu rumah tangga kini mulai terkalahkan dengan mulai banyaknya bermunculannya bapak rumah tangga.
Kesempatan kerja yang sulit didapatkan para kaum Adam, membuat mereka mau tak mau harus diam di rumah menggantikan posisi istrinya dalam menjaga buah hati, membersihkan rumah, dan segala pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh perempuan.Â