Disamping yudisiumnya yang cepat, adalah kecerdikannya membagi waktu, sebab meskipun sibuk kuliah, Fernando juga menjadi asisten dosen, serta aktif mengikuti kegiatan kampus dan luar kampus
Mau tahu lulusan tercepat Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya tahun ini? Salah satunya adalah Fallah Fernando Al Malikil Quddus.
Pemuda ganteng yang biasa dipanggil Fernando ini memulai perkuliahannya pada tahun 2017, dan kemudian yudisium di 31 Maret 2021 yang lalu, bayangkan betapa cepat waktu kuliah yang ditempuhnya, hanya 3 tahun 6 bulan, apalagi kuliahnya tidak main-main, di jurusan kedokteran hewan yang tentu saja harus ahli bedah-membedah, memahami seluk-beluk anestesi dan beragam ilmu pengobatan lainnya.
Setelah meraih gelar Sarjana kedokteran hewan, selanjutnya bulan Juni tahun ini Fernando akan menempuh ujian KOAS Â untuk meraih predikat dokter, kita doakan sukses luar biasa ya!
Yudisium tercepat dengan IP sangat memuaskan
Secara umum biasanya waktu tempuh kuliah mahasiswa selama 4 tahun, jika seorang mahasiswa berhasil menyelesaikan hanya dalam waktu 3 tahun 6 bulan, pastinya sebuah prestasi yang mengagumkan, apalagi meraih Indeks Prestasi (IP) sangat memuaskan, sementara mata kuliah dan mata uji veteriner yang pastinya berbeda jauh dan tidak semudah perkuliahan umum
Yang paling mengundang decak kagum disamping masa kuliahnya yang cepat, adalah kecerdikannya membagi waktu, sebab meskipun sibuk kuliah, dia juga menjadi asisten dosen, serta aktif mengikuti kegiatan kampus, seperti menjadi duta veteriner di kampusnya, mengikuti berbagai kegiatan pengobatan hewan massal, pemberian pakan gratis, juga sibuk mengikuti acara club motor yang menjadi hobbinya. Ajaibnya Fernando tetap mampu secara cermat membagi waktunya hinggaberhasil menyelesaikan kuliahnya secara cepat.
Keteguhan memegang kedisiplinan merupakan prinsip hidup yang menghantarkan kesuksesannya dalam membagi waktu hingga berhasil meraih IP sangat memuaskan dengan perkuliahan tercepat.
Siap mengamalkan ilmu di seluruh penjuru tanah air
Generasi milenial kelahiran tahun 2000 di kota seribu sungai Banjarmasin ini, memang bercita-cita menjadi dokter hewan sejak kecil. Keinginannya kian kuat saat menghadapi kenyataan kucing kesayangannya terkapar sakit hingga berujung kematian akibat kurangnya jumlah dokter kewan di daerahnya.
Setelah meraih gelar dokternya di Juni nanti, Fernando tidak hanya akan mengamalkan ilmunya di daerah asalnya, namun dia juga ingin mengamalkan ilmunya dimanapun, di seluruh penjuru tanah air Indonesia tercinta ini yang memang memerlukan dedikasi dan pengabdiannya, misal praktisi klinik hewan, pengajar di kampus-kampus, ataupun menerjunkan diri di perusahaan-perusahaan yang berkaitan erat dengan latar belakang veteriner, seperti perusahaan pakan hewan (Feed mill), produk olahan hewani, Â susu cair, makanan cepat saji, yang pastinya memerlukan pemeriksaan sertifikasi kesehatan bahan olahan hewani.