Mohon tunggu...
fallacious anonymous
fallacious anonymous Mohon Tunggu... -

Who am I?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masih Adakah Orang Baik? Buktikan!

20 April 2012   14:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:22 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignleft" width="150" caption="Bantu Tanpa Nunggu"][/caption] Ketika melihat berita di internet, televisi, radio, koran, bahkan twitter belakangan ini isinya kok hampir selalu berita buruk. Sepertinya dari semua aspek kehidupan, baik dari sisi politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam, dsb diisi kabar-kabar memprihatinkan. Korupsi, geng motor, bencana, ah pokoknya™ banyak aja. Sebagian orang mungkin berpikir: masih ada nggak sih orang baik? Bahkan tayangan hiburan pun tak kurang membuat pesimistis. Sinetron misalnya, di mana gambaran penjahat adalah orang-orang yang banyak tertawa, gembira, walau tiap adegan ada marah-marahnya. Sementara orang baik, sudah berbaju gamis, rajin ibadah, baik hati, tidak sombong tapi terus-menerus menderita. Habis jatuh tertimpa tangga lalu terlindas truk. Tokoh-tokoh baik digambarkan selalu sedih, menangis, menderita. Baru senang sebentar, tiba-tiba ditabrak mobil, apes lagi. Baru sembuh eh kena kanker! Hampir mati, lalu sekonyong-konyong diputusin pacar. Walah, kalau orang baik hidupnya seperti ini, meski dengan apologi cobaan sekali pun, mungkin tidaklah mengherankan kalau ada orang yang lebih memilih menjadi penjahat. Jangan-jangan itu bisa mendorong orang lebih memilih jadi penjahat. Apakah orang baik-baik sudah musnah dari muka bumi? Orang-orang jaman sekarang tak lagi peduli sesama. Ataukah jangan-jangan cuma seolah-olah? Menurut Anda? Well (ewel-ewel)? Memang, kebaikan itu tidak bisa hanya dibicarakan saja, dipikirkan, diwacanakan. Kebaikan itu harus dilakukan. Mulai dari hal kecil, mulai dari diri sendiri, mulai  dari sekarang, kata... siapa itu? Nah, bagi yang mau memberi kontribusi yang baik bagi masyarakat, sekarang ada cara yang gampang banget. Asli. Dijamin. Belum lama ini telah diluncurkan situs yang esensinya adalah tempat gotong-royong warga. Tempat saweran ramai-ramai kalau ada yang perlu dibantu. Situs itu dinamai...GAGAS! Apa sih itu? Mengutip dari tulisan di situs yang baru lahir ini:

GAGAS ! adalah jejaring pendanaan kolektif, dari orang Indonesia, oleh orang Indonesia, dan untuk orang Indonesia. Bagi siapapun Anda, yang membaca tulisan ini, selama masih merasa menjadi bagian orang Indonesia, dan ingin membangun manusia- manusia Indonesia lebih baik, maka boleh terlibat aktif maupun pasif serta dengan senang hati, dalam jejaring pendanaan gotong royong ini. GAGAS ! lahir dari sebuah obrolan kecil sekelompok warga Politikana.com, yang menyadari bahwa gagasan kesejahteraan bersama warga Indonesia, bisa dibangun dengan langkah kecil yang sangat sederhana, yaitu bergotong royong mendanai setiap ide atau gagasan warga negara Indonesia, yang memang layak untuk dibantu diwujudkan bersama.

Sejarah pembetukannya lumayan panjang. Ini adalah realisasi ide dari sekelompok anonim. Keberadaan GAGAS! setidaknya menunjukkan bahwa kepedulian sesama itu masih ada. Kalau banyak proyek yang berhasil didanai apalagi. Itu menunjukkan bahwa masyarakat kita, sesakit apa pun, sepertinya ada harapan untuk sembuh. Anda juga bisa bergabung, baik itu sebagai penyawer atau penggagas proyek yang menurut Anda perlu didanai ramai-ramai. Tidak perlu menunggu pemerintah, langsung saja bantu. Beres. Proyeknya sekarang memang baru satu. Ya maklum saja kan baru lahir. Jadi bagaimana? Berminat nggak nih? Cek dulu saja siapa tahu berminat. Tengkyu dan salam kenal semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun