Terlebih dahulu perkenalkan saya A. Rifqi Amin. Saya adalah Dosen salah satu di Perguruan Tinggi di Indonesia. Saya telah menulis beberapa buku, jurnal ilmiah, dan jenis tulisan ilmiah lainnya. Salah satu tulisan saya yang terkenal berjudul PENGEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: REINTERPRETASI BERBASIS INTERDISIPLINER (Yogykarta: LKiS, 2015). Terkait buku itu saya ulas secara lengkap di akhir tulisan ini. Berikut sedikit perkenalan dari saya silakan anda baca tulisan saya di bawah ini:
MELARANG orang lain membawa-membawa AGAMA dalam PILKADA, eh malah dia membawa-membawa isi KITAB suci AGAMA, simbol agama, dan hal-hal lainnya terkait agama milik orang lain dalam pilkada sebagai penarik simpati pemilih yang berbeda AGAMA, bukannya itu namanya penistaan terhadap agama orang lain???? tolong direnungkan jangan diperdebatkan.... Jadi WAJAR bila itu mendapat reaksi KERAS dari UMAT ISLAM. Reaksi tersebut bukan POLITISASI AGAMA tapi murni dari hati nurani UMAT ISLAM. Kalau sudah begini siapakah SEBENARNYA yang memolitisasi AGAMA untuk kepentingan PILKADA??? Kalau disodorkan logika seperti ini anak duduk di bangku SMP saja sudah pasti tahu jawabannya....
Mengapa di wilayah yang Mayoritas MUSLIM gampang sekali DIMASUKI oleh calon PEMIMPIN berlatar belakang NON MULSIM atau oleh PEMIMPIN POLITIK berlatar belakang Non MUSLIM untuk meraih simpati agar bersedia mendukung???
SEDANGKAN, mengapa di wilayah yang minoritas MUSLIM jarang ditemui ada calon PEMIMPIN Muslim atau PEMIMPIN POLITIK MULSIM yang masuk ke dalam wilayah INTERNAL Non MULSIM untuk meraih simpati???
Dua pertanyaan tersebut bukan menyulut ke arah SARA tapi ini adalah pertanyaan agar LOGIKA kita bisa bermain secara CERDAS. Agar RAKYAT INDONESIA ini tidak DIBODOHI dan TIDAK dibohongi lagi demi KEPENTINGAN POLITIK yang “ANARKIS”. Berikut ini adalah kemungkinkan (asumsi atau hipotesis) penyebab kenapa hal itu bisa terjadi:
Hati umat Islam lembut. Oleh sebab itu, mereka mudah sekali membuka diri ketika ada TAMU yang datang walaupun seorang NON MUSLIM dan walaupun mereka semua memiliki kepentingan POLITIK sekalipun.
Umat ISLAM memiliki jiwa TOLERANSI yang tinggi. Saking tingginya KADANG kala mereka tidak tahu (LENGAH) bidang apa saja yang bisa ditoleransi dan bidang-bidang mana yang tidak bisa ditoleransi. MEREKA tidak tahu MANA siasat dan mana KETULUSAN. INGAT salah satu ciri ketulusan adalah KONSISTEN (Istiqomah) kalau tidak KONSISTEN berarti tidak TULUS.
Di wilayah (Desa/Kabupaten/Kota/Provinsi) yang mayoritas penduduknya NON Muslim APAKAH Komunitas NON MUSLIM menutup diri untuk dimasuki oleh calon PEMIMPIN MUSLIM yang ingin meraih simpati mereka??? Karena bila hanya mengandalkan SUARA umat ISLAM saja maka akan kurang. Atau memang Calon PEMIMPIN MULSIM memiliki prinsip tidak mau MENGEMIS suara ke komunitas NON MUSLIM???
Apa bagi Calon PEMIMPIN berlatar belakang MSULIM atau PEMIMPIN POLITIK berlatar belakang MUSLIM Memanfaatkan NON MUSLIM untuk meraup suara sebanyak-banyak merupakan perbuatan keji bahkan termasuk perbuatan MENISTAKAN AGAMA? Apa bagi CALON PEMIMPIN yang berlatar MUSLIM membawa-bawa AGAMA NON MUSLIM apalagi membawa-bawa isi KITAB AGAMA Non MUSLIM untuk kepentingan calon PEMIMPIN MUSLIM merupakan perbuatan SALAH bahkan dianggap sebagai perbuatan PENISTAAN terhadap AGAMA???
Mereka SEMUA patut dicurigai bermaksud untuk merusak citra UMAT ISLAM. Baik merusak dari internal UMAT ISLAM. Yakni, dengan cara mengaku-aku sebagai MUSLIM yang TAAT (tapi sebenarnya mereka belum tahu apa itu ISLAM, atau bahkan dimungkinkan sebenarnya mereka membenci ISLAM tapi tampilannya “bermuka” ISLAM serta sok atau merasa tahu tentang ISLAM). Namun, saat mengunggah tulisan atau gambar di MEDSOS menggunakan kata-kata kasar, provokatif, dan mengandung berita HOAKS. Oleh sebab itu, jangan like maupun mengomentari akun MEDSOS yang memuat kata-kata yang tidak pantas seperti itu meskipun mereka “BERWAJAH” atau mengaku-aku sebagai MUSLIM (nick name Islami, berhijab, berkupyah, bersurban, dan menggunakan simbol ISLAM lainnya). BAHKAN, jangan komentari bilapun mereka mengaku-aku sebagai pihak yang ikut serta menolak tersangka PENISTA agama sebagai PEMIMPIN di INDONESIA ini. Penolak PEMIMPIN yang menistakan AGAMA itu perbuatannya santun. INGAT, Indonesia harus tetap UTUH.... Kita jangan terpancing, kita tunjukkan perilaku ISLAMI.....
Mohon maaf, saya tidak melayani debat kusir. Cukup direnungkan dan dikritisi secara CERDAS. Kalau ingin debat forumnya bukan di sini, he he he Intinya cuma satu, bila ada NON MULSIM mendukung calon pemimpin non MUSLIM itu wajar, begitu pula bila ada MUSLIM mendukung calon pemimpin MUSLIM itu juga wajar, jangan dikata-katain SARA atau tidak cinta NKRI... Emangnya orang yang meyakini dan mengikuti perintah agama itu disebut SARA? Emangnya orang yang menyukai calon pemimpin yang sesama agamanya itu disebut SARA???? plis deh, MELARANG orang lain membawa-membawa AGAMA dalam PILKADA, eh malah ada orang yang membawa-membawa isi KITAB suci AGAMA, simbol agama, dan hal-hal lainnya terkait agama milik orang lain dalam pilkada sebagai penarik simpati pemilih yang berbeda AGAMA, bukannya itu namanya penistaan terhadap agama orang lain???? tolong direnungkan jangan diperdebatkan....