Mohon tunggu...
Falasifah AniYuniarti
Falasifah AniYuniarti Mohon Tunggu... Dosen - Hamba Allah yang ingin mendapatkan cinta-Nya dengan memberikan manfaat kepada sesama dan alam

Bismillaah. Alhamdulillah saya anak pertama dari tiga bersaudara, bersuami wiraswasta, dikaruniai Allah 3 anak. Saat ini berdomisili di Sleman, Yogyakarta. Bagi saya, kehidupan adalah proses belajar, karena itu, niat untuk belajar adalah hal yang penting. Kita dapat belajar dari siapa pun, apa pun dan kapan pun. Menuliskannya adalah upaya untuk lebih memberikan makna dan manfaat dari apa yang telah kita dapat. Dengan menulis ada proses analisa dan memberikan makna, berdasar atas keimanan kepada Allah SWT. Wassalaamu'alaikum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dosen Matahari

17 Desember 2019   13:10 Diperbarui: 17 Desember 2019   13:33 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada saat acara Pengukuhan DR. Haidar Nashir, MSi, sebagai Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof. Heru Kurnianto Cahyono memberikan sambutan yang menarik. Beliau mengemukakan beberapa karakter yang mestinya dimiliki oleh seorang Guru Besar Muhammadiyah. Namun, di sini penulis berpandangan bahwa karakter tersebut tidak hanya baik dimiliki oleh Guru Besar Muhammadiyah, namun juga dosen pada umumnya, bahkan guru atau pendidikn di tingkat pendidikan di bawah universitas. 

Karakter yang dimaksud adalah ikhlas dalam membangun martabat sebagai peneliti, membangun martabat almamater, bangsa dan ummat, Memancarkan cahaya tanpa mengharapkan cahaya kembali, serta memberikan cinta yang tidak bersyarat. Itulah karakter Dosen Muhammadiyah yang penuh greatness, yang berlimpah secara mental.

Pengetahuan akan berkembang melalui penelitian. Dari penelitian yang sedikit, namun mendalam, untuk mengexplore alam semesta dan fenomena yang ada di dalamnya. Menemukan apa yang belum ditemukan, mengetahui apa yang sebelumnya belum diketahui. Seorang dosen Muhammadiyah akan meneliti berlandaskan keimanan kepada Allah SWT, menggunakan adab-adab kemanusiaan dan keimanan, bukan penelitian yang membabi buta, bahkan menerjang kemanusiaan dan keimanan. Penelitian ini akan lebih mendekatkan dan menyadarkan akan kekuasaan yang lebih besar, yang menciptakan alam semesta, yaitu Allah SWT.

Pengetahuan yang telah dikembangkan melalui penelitian tersebut, akan digunakan sepenuhnya untuk kemajuan ummat, untuk membawa kebaikan dan kemaslahatan ummat. Pengetahuan tersebut akan lebih membawa manusia lebih tunduk, lebih taqwa, lebih bersemangat untuk beribadah kepada Allah SWT. Secara tidak  langsung, penemuan tersebut akan meningkatkan martabat institusi bahkan martabat bangsa. Institusi akan lebih dikenal ke seluruh penjuru dunia, dan nama bangsa pun akan terbawa. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan hendaknya berkualitas, sehingga kebaikanlah yang akan tertebar di muka bumi ini.

Selain itu, seorang dosen muhammadiyah bagaikan matahari, yang selalu memancarkan cahayanya, dan tak mengharapkan cahaya itu kembali. Energi yang dikeluarkan akan menjadi energi baru yang akan bermanfaat untuk orang lain. Ia akan senang jika banyak orang yang memanfaatkan pengetahuan yang diperolehnya. Tak mengharap pujian, imbalan. Balasan adalah dari Allah SWT, melalui jalan yang tak disangka-sangka. Seorang dosen Muhammadiyah tak akan pernah kehilangan akal. Ia akan selalu berinovasi agar pengetahuan yang dimilikinya dapat berkembang dan dapat dimanfaatkan untuk kebaikan ummat.

Seorang Dosen Muhammadiyah juga penuh dengan cinta, akan memberikan cinta yang tak bersyarat. Ia akan memberikan ilmu yang dimilikinya dengan hati yang lapang, dengan penuh kesadaran, bahwa ilmu bukanlah barang yang akan berkurang, bukan hal yang harus disembunyikan. Namun, ilmu akan bertambah, akan berkembang, akan memberikan kemaslahatan kepada diri sendiri dan orang lain.

Demikian, semoga dapat memberikan inspirasi untuk kita, sebagai pengajar, dosen Muhammadiyah dan dosen pada umumnya.

Wallahu a'lam bish shawab. Fastabiqul khairat.

Wassalaamu'alaikum wrwb 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun