Mohon tunggu...
Falah Zikri
Falah Zikri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Halu Oleo

Hobi saya traveling dan kulineran.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Basis Data dalam Bidang Kesehatan

12 September 2024   08:43 Diperbarui: 12 September 2024   10:25 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • PENDAHULUAN

Saat ini penggunaan teknologi informasi tidak dapat dipisahkan lagi dari segala aspek dalam kehidupan sehari-hari, karena penggunaan teknologi informasi dapat membuat berbagai kegiatan menjadi lebih mudah, cepat, dan tepat serta mengurangi kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Perusahaan di bidang apapun harus lebih pandai dalam melihat dan memanfaatkan peluang yang disediakan oleh teknologi informasi sekarang ini dalam menunjang serta memaksimalkan fungsi bisnis yang ada. 

Salah satu contoh teknologi yang menjadi fondasi utama dalam pengelolaan informasi kesehatan adalah basis data. Data adalah sumber kehidupan dari begitu banyak aplikasi dan proses yang menggerakkan dunia kita. Bagaimana mengumpulkan, menyimpan, dan menyortir kumpulan data yang terus bertambah. Sama seperti awal dari sejarah database dan manajemen database, masa depan akan terkait erat dengan perkembangan keseluruhan dalam pemrosesan dan komputasi. Pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan akan terus meningkat dan menjadi bagian integral dari database dan manajemennya.

Dalam bidang kesehatan, basis data memiliki peran yang sangat penting dikarenakan dapat menyimpan rekam medis elektronik (Electronic Health Record/EHR), manajemen data pasien, pengelolaan inventarisasi obat, dan lain-lain. Dengan adanya sistem basis data yang memadai, selain tenaga kesehatan dapat mengakses data secara cepat dan akurat, tenaga kesehatan juga dapat sekaligus meningkatkan kualitas layanan yang diberikan. 

Selain itu, basis data yang juga mempengaruhi kita dalam pengembangannya, serta dirujuk dalam pengembangan teknologi kesehatan lainnya, seperti implementasi telemedicine serta sistem kecerdasan buatan untuk diagnosis. Meskipun demikian, manfaat utama basis data terhadap aspek kesehatan juga diiringi dengan sejumlah tantangan. Beberapa tantangan tersebut ialah kebocoran data, integrasi terhadap sistem lain, dan kesenjangan antar teknologi di beberapa tempat kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengenal dan memahami penerapan  basis data untuk menanggulangi hal-hal tersebut.

 

  •  PEMBAHASAN

Basis data secara umum diartikan sebagai sebuah tempat penyimpanan data sebagai pengganti dari sistem konvensional yang berupa dokumen file. Basis data juga didefinisikan sebagai kumpulan data yang dihubungkan secara bersama-sama, dan gambaran dari data yang di rancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.

 Penerapan basis data dalam bidang kesehatan khususnya rumah sakit di mulai akhir tahun 1960an, Massachusetts General Hospital (MGH) di Boston, Amerika Serikat mulai mengembangkan Computer Stored Ambulatory Record (COSTAR), menjadi rumah sakit pertama yang menggunakan sistem basis data. COSTAR dirancang untuk menyimpan dan mengelola catatan medis pasien secara elektronik. Sistem ini menjadi dasar bagi banyak sistem informasi kesehatan modern dan menjadi salah satu langkah penting dalam sejarah digitalisasi informasi kesehatan di rumah sakit. 

Pekerja di rumah sakit mengembangkan sistem perangkat lunak khusus untuk penggunaan medis pada tahun 1960an yang menjadi awal pengembangan bahasa pemrograman MUMPS, yang merupakan kepanjangan dari "Massachusetts General Hospital Utility Multi-Programming System", sebuah bahasa pemrograman dan sistem pangkalan data yang banyak digunakan pada aplikasi medis seperti data pasien dan penagihan. Sistem pangkalan data pasien utama disebut File Manager, yang dikembangkan oleh Kementerian Veteran Amerika Serikat, dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman MUMPS.

Di Indonesia, rumah sakit pertama yang menggunakan sistem basis data dalam operasionalnya adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta. Pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an, RSCM mulai mengadopsi teknologi komputer untuk mendukung sistem informasi kesehatan, termasuk sistem manajemen basis data untuk mengelola catatan pasien, jadwal dokter, dan data administrasi lainnya. RSCM, sebagai salah satu rumah sakit rujukan nasional terbesar di Indonesia, menjadi pelopor dalam penggunaan teknologi informasi kesehatan dan terus mengembangkan sistemnya hingga kini.

Faktanya, Basis data relasional secara historis adalah basis data pertama, itulah mengapa basis data relasional sangat banyak digunakan di berbagai industri termasuk perawatan kesehatan. Tujuan utama dari database relasional adalah untuk mengurangi duplikasi data. Basis data relasional menyimpan satu bagian informasi dalam tabel, yang dikenal orang saat ini, menggunakan hubungan yang telah ditentukan sebelumnya di antara mereka, seperti "pasien ini memiliki nama/nama keluarga ini di Tabel Basis Data Pasien dan memiliki diagnosis ini dari Tabel Basis Data Diagnosis". Bahasa pemrograman SQL digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan mengambil data darinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun