Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

suka sama cerita horor.cerpen.puisi.cerbung.humor

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Biaya Pernikahan di Indonesia apa Mahal?

29 November 2024   14:47 Diperbarui: 29 November 2024   15:06 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernikahan Mewah dan Mahal sumber diolah Haiper AI oleh Falah Yu 

Pernikahan adalah salah satu momen paling penting dalam hidup seseorang, yang sering kali diiringi dengan berbagai tradisi dan budaya. Di Indonesia, biaya pernikahan dapat bervariasi secara  tergantung pada lokasi, jumlah tamu, dan jenis acara yang diinginkan. Menurut survei yang dilakukan oleh situs pernikahan Indonesia, BrideStory, biaya rata-rata pernikahan di Indonesia pada tahun 2022 mencapai sekitar Rp 100 juta hingga Rp 300 juta (BrideStory, 2022). Namun, angka ini bisa jauh lebih tinggi di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, di mana biaya hidup yang lebih tinggi berpengaruh pada pengeluaran pernikahan.

Di sisi lain, biaya pernikahan di negara lain juga menunjukkan variasi yang cukup besar. Misalnya, di Amerika Serikat, biaya rata-rata pernikahan mencapai sekitar USD 28.000 (sekitar Rp 420 juta) pada tahun 2021 (The Knot, 2021). Perbandingan ini menunjukkan bahwa meskipun biaya pernikahan di Indonesia bisa dianggap tinggi, ketika dibandingkan dengan negara lain, khususnya negara maju, biaya tersebut masih tergolong lebih rendah. Namun, penting untuk mempertimbangkan  budaya dan sosial yang mempengaruhi pengeluaran pernikahan di setiap negara.

Beberapa faktor mempengaruhi biaya pernikahan di Indonesia, termasuk lokasi, jumlah tamu, dan jenis layanan yang dipilih. Di kota-kota besar, seperti Jakarta, biaya sewa venue dan katering bisa sangat mahal. Misalnya, biaya sewa gedung pernikahan di Jakarta bisa mencapai Rp 100 juta untuk acara yang berlangsung selama satu hari, belum termasuk biaya katering, dekorasi, dan layanan lainnya (Kompas, 2022). Sebagai perbandingan, di daerah pedesaan, biaya pernikahan bisa jauh lebih rendah, dengan total pengeluaran berkisar antara Rp 30 juta hingga Rp 50 juta.

Selain itu, tradisi dan adat istiadat juga berperan besar dalam menentukan biaya pernikahan. Di banyak daerah di Indonesia, pernikahan melibatkan serangkaian upacara yang memerlukan biaya tambahan. Misalnya, di Bali, prosesi pernikahan adat bisa melibatkan banyak ritual yang memerlukan biaya tinggi untuk penyewaan perlengkapan dan jasa pemandu adat. Hal ini menunjukkan bahwa budaya lokal dapat mempengaruhi besaran biaya yang harus dikeluarkan oleh pasangan yang akan menikah.

Ketika membandingkan biaya pernikahan di Indonesia dengan negara lain, kita harus memperhatikan perbedaan budaya dan ekonomi. Di negara-negara seperti Jepang, biaya pernikahan rata-rata mencapai sekitar USD 33.000 (sekitar Rp 495 juta) pada tahun 2021 (Statista, 2021). Biaya ini mencakup berbagai aspek, mulai dari venue, katering, hingga fotografi. Sementara itu, di negara-negara Eropa, seperti Inggris, biaya rata-rata pernikahan juga cukup tinggi, yaitu sekitar GBP 34.000 (sekitar Rp 650 juta) (Hitched, 2021).

Tetapi, beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Filipina, menunjukkan biaya pernikahan yang lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia. Di Thailand, biaya rata-rata pernikahan sekitar THB 150.000 (sekitar Rp 65 juta), sedangkan di Filipina, biaya pernikahan bisa berkisar antara PHP 50.000 hingga PHP 100.000 (sekitar Rp 14 juta hingga Rp 28 juta) (Philippine Statistics Authority, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki biaya pernikahan yang cukup tinggi, masih ada negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara yang menawarkan biaya lebih rendah.

Biaya pernikahan yang tinggi dapat memberikan dampak yang  terhadap ekonomi dan sosial masyarakat. Banyak pasangan yang merasa tertekan untuk mengeluarkan uang lebih banyak demi mengadakan pernikahan yang dianggap "ideal" sesuai dengan ekspektasi keluarga dan masyarakat. Hal ini sering kali menyebabkan pasangan terjebak dalam utang pasca pernikahan, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka di masa depan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), sekitar 30% pasangan muda mengalami kesulitan finansial setelah menikah akibat pengeluaran yang berlebihan untuk pernikahan (LSI, 2022).

Dalam beberapa kasus, pernikahan memang bisa menjadi ajang gengsi bagi keluarga. Mereka mungkin ingin menunjukkan status sosial, kekayaan, atau pengaruh mereka melalui acara pernikahan yang megah dan mewah. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, seperti:

1. Status sosial dimana keluarga ingin menunjukkan posisi mereka dalam masyarakat.

2. Kebanggaan keluarga dimana mereka merasa bangga dan ingin berbagi kebahagiaan dengan cara yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun