Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

suka sama cerita horor.cerpen.puisi.cerbung.humor

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bumi Kian Panas, Apa Langkah Konkrit Kita Menanggulangi?

6 November 2024   12:59 Diperbarui: 8 November 2024   00:04 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena bumi makin panas telah menjadi isu krusial yang dihadapi oleh seluruh umat manusia. Suhu rata-rata permukaan bumi telah meningkat sekitar 1,2 derajat Celsius sejak akhir abad ke-19, menurut laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC, 2021). Di Indonesia, fenomena ini juga terlihat dengan jelas, di mana cuaca ekstrem seperti banjir, kekeringan, dan suhu panas yang tidak biasa semakin sering terjadi. Sebagai contoh, pada tahun 2021, Jakarta mengalami suhu tertinggi mencapai 36 derajat Celsius, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata suhu sebelumnya (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, 2021).

Menurut KOMPAS.com, data temperatur tahunan global yang dilaporkan badan laut dan atmosfer Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan beberapa lembaga ilmiah lainnya. Secara umum, suhu bumi naik terus sejak tahun 1880. Lima tahun terakhir (2020-2015) adalah lima tahun terpanas sepanjang catatan sejarah modern. Berdasarkan hasil pengamatan data selama 1981-2020, anomali suhu udara Indonesia bulan April cenderung naik. Anomali suhu udara adalah perbandingan suhu udara pada tahun tertentu, relatif terhadap periode normal, dalam hal ini adalah rentang waktu tahun 1981-2020.

Apa Penyebab Bumi Kian Panas?

Bumi kian panas diakibatkan oleh sebagian aspek utama, paling utama yang berkaitan dengan kegiatan manusia. Pemicunya adalah, pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, serta gas yang menimbulkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), paling utama karbon dioksida (CO2), yang menaikkan susunan gas di suasana serta menimbulkan pemanasan global. Penggundulan hutan menimbulkan penyusutan kapasitas alam buat meresap CO2, sehingga lebih banyak gas ini yang tersisa di atmosfer. Kegiatan pertanian serta peternakan menciptakan gas rumah kaca, seperti metana (CH4) dari ternak serta karbon dioksida dari pemakaian lahan pertanian. Urbanisasi serta pemakaian lahan untuk pembangunan mengurangi zona hijau yang bisa meresap CO2. Fenomena El Nino bisa menimbulkan kenaikan temperatur global dengan mempengaruhi pola cuaca global. Pergantian suhu yang terjadi akibat kegiatan manusia serta fenomena alam.

Adakah Yang Peduli Bumi Kian Panas?

Rupanya ada organisasi yang peduli pada lingkungan tentu peduli bumi kian panas, kalau di Indonesia seperti WWF Indonesia, fokus pada pelestarian keanekaragaman biologi serta habitat di Indonesia, termasuk hutan hujan serta ekosistem laut. Greenpeace Indonesia, populer dengan kampanye - kampanye yang berani untuk melindungi hutan, laut, serta lingkungan. Yayasan Konservasi Alam Nusantara( YKAN), berfokus pada pelestarian keanekaragaman biologi di Indonesia dengan bekerja sama dengan warga lokal. Yayasan Bumi Hijau, mengutamakan pengurangan sampah serta daur ulang.

Sedang organisasi peduli lingkungan di luar negeri seperti Greenpeace International, berpusat di Amsterdam, Belanda, serta populer dengan kampanye melawan kehancuran lingkungan. World Wildlife Fund (WWF), organisasi internasional yang fokus pada pelestarian binatang serta habitat alam. National Geographic Society, aktif dalam kampanye keberlanjutan serta pelestarian lingkungan sejak tahun 1888. Rainforest Action Network (RAN), fokus pada kampanye melestarikan hutan hujan. The Nature Conservancy, berfokus pada kampanye lingkungan secara online di media sosial.

Bagaimana Langkah Konkret Menanggulangi Bumi Kian Panas ?

Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap isu pemanasan global juga menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan. Meskipun banyak informasi yang tersedia mengenai dampak perubahan iklim, masih banyak orang yang tidak menyadari pentingnya tindakan untuk mengurangi emisi GRK. Pendidikan lingkungan yang kurang memadai di sekolah-sekolah dan masyarakat menjadi salah satu penyebab minimnya kesadaran ini. Survei yang dilakukan oleh lembaga survei nasional, hanya sekitar 30% masyarakat Indonesia yang memahami isu perubahan iklim secara mendalam (Lembaga Survei Indonesia, 2021).

Untuk mengatasi masalah pemanasan global atau bumi makin panas, solusi -solusi konkret yang bisa diterapkan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun