Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

suka sama cerita horor.cerpen.puisi.cerbung.humor

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bumi Kian Panas, Apa Langkah Konkrit Kita Menanggulangi?

6 November 2024   12:59 Diperbarui: 8 November 2024   00:04 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemanasan Global atau Bumi Makin Panas diolah dengan Haiper AI oleh Falah Yu

Pertama, peningkatan kesadaran masyarakat melalui pendidikan dan kampanye lingkungan sangat penting. Program-program pendidikan lingkungan di sekolah-sekolah harus ditingkatkan agar generasi muda lebih memahami pentingnya menjaga lingkungan.

Kedua, pemerintah perlu mengimplementasikan kebijakan yang lebih ketat terkait emisi GRK dan pencemaran lingkungan. Misalnya, penerapan pajak karbon dapat menjadi insentif bagi industri untuk mengurangi emisi mereka.

Ketiga. mengurangi jejak karbon. Banyak masyarakat yang masih bergantung pada kendaraan pribadi dan tidak memanfaatkan transportasi umum, yang berkontribusi pada peningkatan emisi. Selain itu, gaya hidup konsumtif yang tinggi peningkatan permintaan akan produk-produk yang berpotensi merusak lingkungan. Contoh, penggunaan plastik sekali pakai yang masih marak di masyarakat menjadi salah satu penyebab pencemaran lingkungan yang serius. Maka kurangi pemakaian kendaraan pribadi dan penggunaan plastik.

Keempat, pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin harus didorong untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, yang jika dimanfaatkan dengan baik, dapat mengurangi emisi GRK secara signifikan.

Kelima, reforestasi dan perlindungan hutan harus menjadi prioritas dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Melalui program-program penghijauan, kita dapat memperbaiki kualitas udara dan mengurangi emisi CO2.

Adakah Tokoh Kompasianer Peduli Bumi Makin Panas?

Kita wajib bangga, salut dan mencontoh pada "Tutut Setyorinie" seorang pegiat lingkungan warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Kompasianer yang juga sekaligus pegiat lingkungan ini aktif bercerita di Kompasiana mengenai keresahannya sebagai warga yang bermukim tak jauh dari lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Melalui tulisan dan aksi nyata, Tutut giat mengedukasi masyarakat mengenai cara pembuatan kompos mandiri untuk mengurangi volume sampah rumah tangga untuk menciptakan lingkungan bebas sampah.

Ada pula Nara Ahirullah. Bergabung di Kompasiana sejak 2011, Nara Ahirullah aktif sebagai pengamat lingkungan, khususnya dalam penanganan dan pengolahan sampah di tingkat regional. Dalam artikelnya, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) ini sering mengajak pembacanya untuk mengunjungi berbagai TPA guna melihat langsung berbagai permasalahan yang ada di balik tumpukan sampah.

Ada pula Petrus Kanisius. Tergabung sebagai tim konservasi Orangutan di Taman Nasional Gunung Palung, Petrus Kanisius telah berkomitmen penuh pada pelestarian Orangutan Kalimantan. Selain fokus mengkampanyekan konservasi secara rutin, Pit demikian ia disapa sehari-hari juga berusaha memberikan wawasan pada pembaca melalui tulisan-tulisan yang inspiratif terkait pelestarian alam di Kompasiana. Tentu ada tokoh- tokoh lain yang belum sempat kita tuliskan.

Apa Simpulan dari Bumi Makin Panas?

Bumi makin panas merupakan masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, deforestasi, penambangan, pencemaran lingkungan, dan kurangnya kesadaran masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam upaya melindungi bumi kita. Dengan tindakan yang tepat dan kesadaran yang meningkat, kita dapat bersama-sama mengurangi dampak pemanasan global dan menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun