Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

suka sama cerita horor.cerpen.puisi.cerbung.humor

Selanjutnya

Tutup

Horor

Rintihan Pilu Hantu Banyu

30 Oktober 2024   12:15 Diperbarui: 1 November 2024   15:15 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kanda..." ucap Raden Ayu Kenanga lirih, "aku telah mencintaimu sejak kita masih kecil. Aku bahkan rela menikahimu meskipun kau membawa kutukan yang keji, berharap cintaku bisa menghapusnya. Tapi kenapa kutukan itu tak juga hilang?"

Pangeran Sriwasa menatap Raden Ayu Kenanga dengan mata yang terlihat lesu dan penuh keraguan. "Dinda Kenanga... aku pun tidak tahu. Bukankah aku telah menikah denganmu? Bukankah seharusnya kutukan itu lenyap dengan ikatan kita?"

Raden Ayu Kenanga menelan ludah, suaranya bergetar penuh kesedihan. "Kanda Sriwasa, apakah... apakah kau masih mencintai Raden Ayu Melati? Apakah hati dan pikiranmu masih tertinggal di sana, di masa lalu yang penuh dosa itu? Apakah kau tak mampu melupakannya?"

Pangeran Sriwasa terdiam, dan dalam diamnya itu ada jawaban yang begitu jelas, membuat Raden Ayu Kenanga menarik napas dalam. Ia melihat bagaimana Pangeran Sriwasa seakan tenggelam dalam kenangan yang pahit, mungkin bukan cinta pada Raden Ayu Melati, tetapi penyesalan mendalam atas kesalahan yang tak termaafkan.

"Raden Ayu Melati memang pernah mengisi pikiranku. Namun yang kurasakan sekarang... hanyalah penyesalan. Penyesalan karena telah menghancurkan segalanya, bahkan diriku sendiri," jawab Pangeran Sriwasa dengan suara rendah.

"Lalu apa yang tersisa untukku?" Raden Ayu Kenanga memandangnya dengan penuh luka. "Apa gunanya aku mencintaimu dengan sepenuh hati jika yang kudapat hanya penderitaan dan kehinaan? Cintaku sia-sia, Kanda. Kutukan ini tak akan pernah hilang, bukan? Kau tak pernah benar-benar memberikan hatimu padaku."

Pangeran Sriwasa menggigit bibir, tak mampu menjawab. Ia melihat dalam mata Raden Ayu Kenanga, ada luka yang begitu dalam, luka yang ia tahu tak mungkin bisa ia sembuhkan.

Dengan lirih, Raden Ayu Kenanga berbisik, "Mungkin aku hanya beban dalam hidupmu. Mungkin jika aku pergi, kau akan lebih bahagia, atau setidaknya aku tak perlu menahan rasa malu karena mencintai suamiku sendiri yang tak mencintaiku"

Pangeran Sriwasa tersentak. "Dinda Kenanga, jangan bicara seperti itu! Kau satu-satunya yang mau menerima aku. Kau satu-satunya yang... yang sudi tinggal di sampingku meski bau ini begitu keji."

Raden Ayu Kenanga tersenyum getir, matanya berkaca-kaca. "Apakah kau tahu, Kanda, bahwa aku tak bisa melarikan diri dari pernikahan ini? Aku tak bisa meminta pisah darimu, karena akan menjadi aib bagi kerajaan dan keluargaku."

Sriwasa memandangnya, tertegun. Tak pernah ia berpikir tentang tekanan yang harus ditanggung Kenanga, apalagi tentang beban yang dibawa seorang Raden Ayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun