Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

suka sama cerita horor.cerpen.puisi.cerbung.humor

Selanjutnya

Tutup

Horor

Rintihan Pilu Hantu Banyu

30 Oktober 2024   12:15 Diperbarui: 1 November 2024   15:15 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pangeran Alit tersenyum sinis."Kembali ke sisiku? Kau pikir sesederhana itu? Setelah kehormatanmu mungkin... ternodai? Raden Ayu. Tapi jangan terlalu berharap segalanya seperti dulu lagi."

Raden Ayu Melati dengan hati terluka. "Kau salah paham, Pangeran. Tidak terjadi apa-apa diantara kami. Walaupun Pangeran Sriwasa telah menculikku, tapi dia memperlakukan dengan baik... Tapi aku akan membuktikan bahwa aku tetap sama, Pangeran, aku masih suci."

Pangeran Alit. "Buktikan? Akan kulihat. Sampai saat itu, aku hanya menolongmu demi janji kita. Tidak lebih."

Dengan tangisan yang menggema, bercampur kecewa dan amarah yang menggelegak, Raden Ayu Melati mengangkat kedua tangan dan berteriak dengan nada yang dingin, "Baiklah Pangeran Alit jika kau meragukanku. Jika aku bersalah biarlah Dewa menghukumku dengan bau busuk di tubuhku." Terdiam sejenak, kemudian dengan semakin gemetar, ia berteriak. "Namun jika aku benar Aku mengutuk Pangeran Sriwasa, aku memohon pada Dewa agar tubuh Pangeran Sriwasa dipenuhi bau busuk yang tak akan pernah hilang". 

Pada akhir sumpah kutukan Raden ayu Melati itu tiba-tiba suara petir menggelegar dan hujan deras berjatuhan, mengiringi tangisan pilu dan kekecewaan.

***
Semenjak kejadian penyerangan itu pangeran Sriwasa terluka hatinya, ia merasa dipermalukan oleh Pangeran Alit. Ia kemudian jatuh sakit dan entahlah apa kutukan itu mulai menunjukkan kebenarannya. Kulit Pangeran Sriwasa yang asalnya ruam-ruam, menjadi gatal-gatal, timbul luka ketika digaruk, lama-lama memudar, mengeluarkan bau busuk yang tajam, seperti bangkai yang tak tertahankan. Semakin hari bau itu semakin kuat hingga membuat semua orang di istana menghindar darinya.

Orang tua Pangeran Sriwasa, Raja dan Permaisuri, merasa sangat kecewa, sedih dan malu. Mereka segera pergi ke kerajaan Raden Ayu Melati, meminta maaf dan memohon membebaskan kutukan. Sayang, Raden Ayu Melati bersikukuh tidak memaafkan, hatinya terlanjur luka terutama hubungan dengan Pangeran Alit, ia menutup hati rapat-rapat untuknya walaupun telah seribu kali Pangeran Alit menyesal dan meminta maaf.

***
Empat musim berlalu, berbagai tabib dari manapun tidak berhasil menyembuhkan dan tak ada seorang pun yang mau mendekati Pangeran Sriwasa. Putri-putri bangsawan dari berbagai kerajaan enggan menerima lamaran Pangeran Sriwasa, meski Raja menjanjikan kekayaan dan kekuasaan sebagai gantinya. Namun, tidak ada yang sanggup menahan bau busuk yang keluar dari tubuhnya.

Untung, seorang putri bangsawan dari kerajaan tetangga bernama Raden Ayu Kenanga, yang masih kerabat pangeran Sriwasa, datang menjenguk. Dahulu, Raden Ayu Kenanga adalah teman kecil Pangeran Sriwasa dan ia menaruh hati padanya. Meski Sriwasa selalu acuh padanya, namun akhirnya Raden Ayu Kenanga menerima lamaran untuk menikah dengannya. Mereka berharap kutukan itu akan hilang.

Sayang sekali, setelah menikah satu dasawarsa lamanya, kutukan itu tetap ada. Pangeran Sriwasa tetap berbau busuk, bahkan semakin parah. Raden Ayu Kenanga yang dahulu penuh cinta kini merasa sangat putus asa, tubuhnya lemah dan batinnya hancur.

***
Di sebuah ruangan istana yang sunyi, Raden Ayu Kenanga duduk dengan wajah pucat di hadapan Pangeran Sriwasa yang kini tampak lelah dan layu. Bau busuk yang menyelimuti tubuh memenuhi ruangan hingga membuat Raden Ayu Kenanga sesak, namun ia berusaha menahannya dengan air mata yang hampir jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun