Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

suka sama cerita horor.cerpen.puisi.cerbung.humor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Seorang Juara Sejati

28 September 2024   16:46 Diperbarui: 28 September 2024   16:49 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juara Sejati via Imagine AI oleh Falah Yunus

Bisma mengambil bukunya dengan cepat, menahan emosi. "Aku cuma mau sendiri, biarkan aku."

Andi berbisik dengan nada mengejek. "Eh, tahu nggak, di sini kita nggak suka sama orang-orang tampang ndeso kayak kamu. Jadi mending kamu jangan sok-sok belajar di sini, nggak ada gunanya."

Bisma menatap Andi dengan mata berkaca-kaca tapi penuh tekad. "Kamu nggak tahu apa-apa tentang aku. Aku nggak peduli kamu suka atau nggak, aku tetap akan belajar."

Andi tersenyum sinis. "Oh, iya? Kita lihat aja nanti, anak desa. Di sini kamu nggak akan punya teman. Ingat itu."

Edi tertawa kecil. "Selamat datang di Jakarta, Bisma. Tempat orang-orang lemah kayak kamu nggak punya tempat."

Setelah percakapan ini, Bisma merasa semakin terasing, tetapi di dalam hatinya, ia bertekad untuk membuktikan bahwa dirinya tidak selemah yang mereka kira. Meskipun perasaan sakit hati menyelimuti, Bisma tahu bahwa dia harus terus maju dan menunjukkan kepada mereka bahwa dia lebih dari sekadar "anak desa."

Dalam keterpurukan itu, Bisma menemukan sesuatu yang menarik di sekolahnya ekstrakurikuler seni bela diri "Tapak Suci Putera Muhammadiyah". Di sana, dia bertemu dengan seorang pelatih yang tegas namun bijaksana bernama Pak Haris Ruminto. Pak Haris melihat potensi dalam diri Bisma, meskipun tubuhnya belum terbiasa dengan latihan fisik yang keras. "Kekuatan sejati tidak hanya datang dari tubuh, tapi dari hati dan pikiran," kata Pak Haris pada suatu hari. Kata-kata itu menggema dalam benak Bisma, dan dia memutuskan untuk menekuni seni bela diri dengan sungguh-sungguh.

Latihan demi latihan dijalani Bisma dengan tekad kuat. Meski sering pulang dengan badan yang memar dan lelah, Bisma merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Setiap pukulan dan tendangan yang dia pelajari bukan hanya tentang bagaimana melawan orang lain, tapi juga tentang bagaimana melawan rasa takut dan ketidakpastian dalam dirinya sendiri.

Di sekolah, meski masih menghadapi cemoohan, Bisma mulai menemukan teman-teman yang memahami dan mendukungnya. Ada Damian, seorang siswa yang awalnya tampak dingin namun ternyata memiliki kepedulian yang besar. Ada Aprilia yang bersama Damian juga anggota ekstrakurikuler seni bela diri "Tapak Suci Putera Muhammadiyah" dan menjadi sahabat dekat Bisma. Mereka sering berlatih bersama, saling memberikan semangat, dan berbagi cerita tentang mimpi-mimpi mereka.

Hubungan Bisma dengan ibunya juga mengalami perubahan. Haning, yang awalnya terlihat begitu hancur karena kehilangan suami, mulai bangkit ketika melihat putranya yang semakin tegar. Haning mengontrak di bangsalan rumah sederhana berjualan "Mie Ayam Bakso Wonogiri" di halaman. Haning memberikan dukungan penuh kepada Bisma, bahkan sering kali menemaninya berlatih di malam hari. "Ayahmu pasti bangga melihatmu, Bisma," kata Haning suatu malam sambil memeluk putranya dengan penuh kasih.

Namun, hidup tidak selalu berjalan mulus. Bisma harus menghadapi masalah lain ketika dia jatuh hati pada sahabatnya yaitu Aprilia sekaligus teman sekelas yang cantik dan cerdas. Aprilia adalah gadis yang populer, dan banyak siswa laki-laki di sekolahnya yang tertarik padanya. Namun, yang membuat Bisma merasa terombang-ambing adalah kenyataan bahwa Aprilia tampaknya menyukai Damian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun