Mohon tunggu...
Falah Yunus
Falah Yunus Mohon Tunggu... Guru - suka ngajar

Urang Samarinda leh olah catat mencatat tulis menulis ketik mengetik kata mengata omon mengomon

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orientasi Baru dalam Psikologi Belajar

28 September 2024   01:03 Diperbarui: 28 September 2024   02:48 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar dengan Media via Imagination Ai oleh Falah Yunus

Pendekatan  teori  belajar  sosial  terhadap  proses  perkembangan sosal   dan   moral   siswa   ditekankan   pada   perlunya   conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan).

Prosedur-prosedur Social learning :

1 . Conditioning :   prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku social dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam mengembangkan  perilaku-perilaku  lainnya,  yakni  dengan  :  Reward (ganjaran / memberi hadiah/ mengganjar); Punishment (hukuman / memberi hukuman).

1.  Dasar   pemikirannya   :  Sekali  seorang  siswa   mempelajari perbedaan    antara    perilaku-perilaku    yang    menghasilkan ganjaran (reward)      dengan      perilaku-perilaku      yang mengakibatkan hukuman (punishment), ia senantiasa berpikir dan memutuskan perilaku social mana yang perlu ia perbuat.

2.  Komentar orang tua / guru : ketika mengganjar/menghukum siswa    merupakan    faktor    yang    penting    untuk    proses penghayatan   siswa   tersebut   terhadap   moral   standards (patokan-patokan moral ).

3.  Orang  tua  dan  guru    diharapkan  memberi  penjelasan  agar siswa  tersebut  benar-benar  paham  mengenai jenis  perilaku mana yang  menghasilkan ganjaran dan jenis  perilaku  mana yang menimbulkan sangsi.

4.  Reaksi-reaksi seorang siswa terhadap stimulus yang ia pelajari adalah hasil dari adanya pembiasaan merespons sesuai dengan kebutuhan.

5.  Melalui   proses   pembiasaan   merespons   (conditioning)   ini, menemukan   pemahaman   bahwa   ia   dapat   menghindari hukuman dengan  memohon  maaf yang sebaik-baiknya agar kelak terhindar dari sanksi.

6.  Imitation (peniruan).

Dalam hal ini, orang tua dan guru seyogyanya memainkan peran penting  sebagai  seorang  model  /  tokoh  yang  dijadikan  contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa. Contoh : Mula-mula seorang siswa  mengamati  model  gurunya  sendiri  yang  sedang melakukan sebuah sosial, umpamanya menerima tamu, lalu perbuatan menjawab salam,   berjabat   tangan,   beramah-tamah,   dan seterusnya   yang dilakukan model itu diserap oleh memori siswa tersebut. Diharapkan, cepat/lambat siswa tersebut mampu meniru sebaik-baiknya perbuatan social yang dicontohkan oleh model itu.

Kualitas  kemampuan  siswa  dalam  melakukan  perilaku  social hasil  pengamatan terhadap  model tersebut, antara  lain  bergantung pada ketajaman persepsinya mengenai ganjaran dan hukuman yang berkaitan dengan benar dan salahnya perilaku yang ia tiru dari model tadi. Selain itu, tingkat kualitas imitasi tersebut juga bergantung pada persepsi siswa " siapa " yang menjadi model. Maksudnya, semakin piawai dan  berwibawa seorang  model, semakin tinggi  pula  kualitas imitasi perilaku social dan moral siswa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun