Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

suka sama cerita horor.cerpen.puisi.cerbung.humor

Selanjutnya

Tutup

Horor

Pak Guru dan Hantu Kuyang

7 September 2024   22:12 Diperbarui: 7 September 2024   22:44 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: falahyu.wordpress.co

Perkelahian antara pak Thalib, terus berlanjut. Kelihatan Pak Thalib terdesak, dia kena sodokan jidatnya hantu yang keras, dan melayang jatuh tepat di depan saya. Hantu itu menyeringai penuh kemenangan. Matanya, matanya memelototi saya dan sekarang hendak menyerang saya. Saya jatuh terduduk, lemas otot saya.
"Am...pun, bu .... ai", itu saja yang sekarang bisa saya ucapkan setealah lama mulut tergembok
"Pak Thalib, pak ", kataku
"Oh, pak guru Falahyu, baru pulang ya Pak", jawab pak Thalib tenang
"Pak, tolong hantu itu mau makan saya!"
"Tidak pak guru,  hantu itu tidak makan orang kok. Begini saja sebaiknya Pak guru pulang, ini sudah jam tiga malam lho Pak. Besok bapak kan mengajar"

Tanpa ngomong lagi saya pasang tutup mesin Vespa, saya starter Vespa.

"Lho kok hidup lagi, kenapa tidak dari tadi", gerutu saya. Dengan tanpa peduli dengan keadaan pak Thalib saya tancap gas pulang ke rumah.

Sampai di rumah saya gedor-gedor pintu, karena saking takutnya. Badan basah kuyup, saya gemetaran. Istri saya cemas sekali :
"Ada apa Pak, ada apa?"
"Aku, aku, aku ...
"Makanya sudah dibilang tidak usah mengerjakan pekerjaan itu lagi. Sudah lembur sampi larut malam, hujan-hujanan segala coba hasilnya apa?", Istri saya malah ngedumel.
"Sialan", gerutu saya, istri saya ini rupanya tidak paham-paham juga, bahwa gaji dan penghasilan guru cukup hanya untuk hidup setengah bulan. Sedang untuk biaya hidup lima belas hari kemudian dari mana?. Dia ini betul-betul menyebalkan. Sudah tahu suaminya ketakutan masih sempat ngedumel.
"Aku tahu, gaji bapak kurang. Tapi kalau begini, bapak kedinginan, bapak gemetaran ini kan kasihan, aduh cepat ganti baju nanti masuk angin. Hasilnya tidak seberapa, tapi Bapak yang sakit. Aku juga yang di rumah jadi ketakutan".
"Takut, apa?
"Takut Bapak sakit, lalu meninggal. Nanti kan aku jadi janda "
"Hus ngaco kamu"

Malam ini saya tidak bisa tidur, badan saya masih gemetaran dan ketakutan. Saya coba pura-pura tidur nyenyak disamping istri. Untung istri saya tidak tahu kalau gemetaran karena ketakutan, dia mengira saya kedinginan karena kehujanan. Saya tidak akan cerita pada dia, nanti dia ketakutan dan saya tidak boleh lagi nglembur. Semalaman saya kepikiran kejadian ketemu hantu itu, seringainya, tawanya, suaranya, wajahnya, seperti saya pernah melihat. Aneh, saya kenal wajah dan suara hantu wanita itu. Itu seperti suaranya ....

***

Pagi setelah mengantarkan anak-anak sekolah, saya sengaja mbolos mengajar. Mata saya masih ngantuk, saya baru bisa pejamkan mata setelah sholat subuh. Biarlah saya mampir ke rumahnya Pak Thalib, ingin mengetahui keadaanya, sebenarnya saya menyesal meninggalkan dia sendirian tadi malam, tapi mau apalagi.
"Assalamu'alikum, Pak Thalib", sapa saya.
"Waalikum salam", terdengar jawaban dari dalam rumah.
Kemudian Pak Thalib keluar rumah untuk menyongsong saya
"Oh, pak guru Falahyu. Tumben mampir ke sini Pak, ada apa ?. Jawab pak Thalib.
Kelihatan pak Thalib masih segar bugar dan tidak lelah. Dia memang seorang pekerja keras dengan mengangkut sampah ke TPK. Saya benar-benar baru tahu kalau dia bisa berkelahi dengan hantu, semakin penasaran saya untuk mengetahui kejadian tadi malam.
"Pak Thalib kok kelihatan tidak ngantuk dan lelah sehabis tadi malam pak?"
"Oh itu, Pak guru. Saya yakin pasti pak guru ke sini mau membahas soal itu. Kalau begitu masuk ke rumah pak sambil minum kopi. Mak buatkan kopi dua dan sarapan sanggar itu bawa ke mari ".
Istri pak Thalib membuatkan kami kopi dan sarapan sanggar yang masih hangat, dari kebun Pak Thalib sendiri.
"Jadi begini pak guru, jika pak guru melihat saya masih segar bugar sebenarnya tidak juga. Badan saya pegal semua pak. Tapi sebenarnya yang bapak lihat tadi malam itu bukan badan saya Pak"
"Bukan, badan bapak?", saya terkejut.
"Ya, itu adalah roh saya. Roh saya sedang keluar dari badan. Itu seperti keris keluar dari warangkanya. Jadi roh saya sedang berkelahi dengan hantu, dan hantu itu juga roh. Jadi roh melawan roh"
"Oh, jadi itulah sebabnya bapak bisa melayang, layang "
"Ya betul, sebab roh itu sangat ringan dan seperti kapas. Pasti sebagai orang terdidik, pak guru tidak paham apa yang saya katakan?"
"Ehh, bagaimana yah. Tapi setelah melihat kejadian tadi malam, saya percaya kok Pak.
"Baiklah pak guru, hantu itu sangat sakti dan saya belum bisa menaklukannya. Semakin banyak darah bayi yang dihisap, semakin sakti dia, semakin susah matinya. Nanti malam dia akan mencoba menghisap bayi, di blok C.
"Apa Pak, blok C, itu kan blok saya"
"Ada yang hamil Pak guru?"
"Ada, itu... itu istri saya sendiri, tapi istri saya belum melahirkan"
"Setiap malam hantu itu mengendap-endap di atas atap rumah orang yang lagi hamil pak. Berarti rumah Bapak juga sedang diawasi oleh hantu ini", jelas pak Thalib
"Eh, waduh mati saya. Anakku ... celaka tigabelas", saya mulai khawatir dan mendongkol dengan ulah hantu itu.
"Begini saja pak guru, kita berdua yang akan menghadapi hantu itu. Pak guru ini kelihatannya mempunyai kelebihan lho!"
"Kelebihan, apak pak?"
"Ya, orang yang bisa melihat hantu, melihat roh. berarti orang itu mempunyai indera keenam.
"Ah, masak sih pak Thalib".

***

Mungkin betul yang diucapkan pak Thalib, saya punya indera keenam. Buktinya saya bisa melihat anjing-anjing sebesar anak sapi, saya bisa melihat hantu yang kata Pak Thalib hantu seperti Leak dari pulau Bali, yakni berupa kepala manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut. Hantu ini dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian menghisap darah bayi yang masih di kandungan. Saya bisa melihat Pak Thalib bukan dalam badan wadagnya tapi dalam bentuk roh. Saya sekarang tahu siapa hantu itu sebenarnya, ya saya tahu, tapi bagaimana cara memusnahkannya baik dalam bentuk manusia maupun bentuk hantu. Kalau jadi manusia nanti saya bisa dikatakan sebagai pembunuh, kalau berbentuk hantu pak Thalib saja kewalahan melawan dia apalagi saya.

Saya tidak mau kehilangan anak saya. Malam itu istri saya bawa ke rumah sakit, dia mengeluh perutnya mulas, saya suruh baca Al Quran terus. Saya tidak mau diberi bulu landak oleh pak Thalib, karena tidak yakin bulu landak dapat mengusir roh jahat. Mungkin hantunya tidak tahu kalau istri saya di rumah sakit, hampir jam empat pagi belum kelihatan tanda bayi kami mau lahir. Akhirnya saya ijin pulang sebentar pada istri setelah bidan memastikan istri saya belum ada tanda-tanda melahirkan, selain itu untuk memastikan apa hantu itu memang mau datang ke rumah.

Seperti biasanya ketika jam 4.00 pagi itu saya pulang lewat jalan yang gelap itu, hantu itu sedang asik berkelahi lagi dengan Pak Thalib. Karena waktu keburu subuh dimana hantu itu mau pulang ke sarangnya maka saya segera tinggalkan perkelahian itu. Saya menyelinap ke salah satu rumah terkaya di perumahan saya itu yang rumahnya dipojokan. Saya masuk dengan mudah ke rumah itu karena hanya di huni oleh satu orang wanita, seorang janda. Saya masuk ke rumah begitu saja karena saya yakin penghuninya tidak ada di rumah. Kebetulan rumah tidak terkunci. Saya mengendap-endap ke dalam rumah, sungguh perasaan saya seperti seorang pencuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun