Mohon tunggu...
faladofa akbar
faladofa akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang suka dengan topik-topik yang melibatkan inovasi dan pemikiran-pemikiran logis. Terlebih lagi topik-topik pengembangan diri dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Gempa Semakin Merajalela, Indonesia Darurat Bangunan Anti Gempa

11 Desember 2024   22:06 Diperbarui: 11 Desember 2024   22:16 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GaInput Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

Akhir-Akhir ini banyak sekali bencana alam gempa bumi yang terjadi di Indonesia. Seperti halnya gempa bumi yang ada di Garut pada 8 Desember 2024 lalu. Gempa tersebut berkekuatan 4.2 magnitudo, menyebabkan rusaknya beberapa rumah warga.

Hal ini disebabkan Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik besar di antaranya lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Wilayah perbatasan lempeng ini memiliki aktivitas tektonik yang aktif dan sering mengalami gesekan sehingga Indonesia rentan terhadap bencana gempa.

Ini menyebabkan banyak potensi kerugian materil terutama kehancuran pada rumah-rumah warga . Sebagai hasilnya, rumah-rumah warga yang berlokasi rentan terhadapa bencana gempa bumi diharapkan untuk membangun rumahnya menjadi anti gempa.

Lalu, apa yang membedakan rumah anti gempa dengan rumah yang biasa kita jumpai?

Rumah anti gempa umumnya memiliki bentuk sederhana. Hal ini dimaksudkan agar rumah dapat fleksibel menahan gempa sehingga dapat lebih kuat menahan bangunan. Tidak hanya itu pondasi bangunan haruslah dibedakan dengan pondasi bangunan biasa. Untuk pondasi rumah anti gempa harus dibuat di dalam tanah keras dan stabil dengan minimal kedalaman tanah sekitar 60 hingga 75 cm.

Lebih lanjut, pondasi haruslah terhubung langsung dengan sabuk pondasi dan diberikan lapisan pasir yang berfungsi meredam getaran. Terlebih lagi, sabuk pondasi harus mengikat kuat dengan pondasi yang ada  namun tidak diletakkan terlalu dekat dengan dinding. 

Tak hanya itu, bahan-bahan yang relatif ringan seperti galvalum untuk atap, bata ringan untuk dinding serta baja ringan dan beton bertulang untuk struktur bangunan dapat menjadi pilihan yang tepat untuk membangun rumah anti gempa. Hal ini disebabkan semakin berat suatu bangunan akan meningkatkan resiko runtuhnya bangunan saat gempa bumi terjadi. Namun tinggi bangunan pun harus diperhatikan dan tidak melebihi 4 kali lebar bangunan.

Jadi itulah seperti apa gambaran besar dari sebuah rumah anti gempa yang mungkin belum anda ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat bagi kamu yang tengah berencana membangun rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun