Hubungan antara Israel dan Iran telah lama dipenuhi ketegangan yang berasal dari perbedaan ideologi dan kepentingan politik di Timur Tengah. Ketegangan ini semakin diperparah dengan adanya Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu utama Israel sejak negara itu didirikan pada 1948.Â
AS memiliki kepentingan strategis dalam menjaga kestabilan Israel sebagai mitra utama di kawasan, sementara Iran dipandang sebagai ancaman keamanan yang terus meningkat, terutama setelah Revolusi Iran pada 1979 yang membawa pemerintahan Islam Syiah ke tampuk kekuasaan.
Artikel ini akan membahas peran AS dalam memperkuat posisi Israel dan menekan Iran, melalui diplomasi, sanksi, serta dukungan militer, dan bagaimana kebijakan AS ini berdampak pada dinamika konflik Israel-Iran di kawasan Timur Tengah.
1. Dukungan Militer dan Ekonomi AS untuk Israel
Sejak akhir Perang Dunia II, AS telah memberikan dukungan signifikan bagi keamanan Israel. Pada tahun anggaran 2022, misalnya, bantuan militer AS untuk Israel mencapai $3,3 miliar melalui Foreign Military Financing (FMF), serta tambahan $500 juta khusus untuk sistem pertahanan Iron Dome yang menjadi pelindung utama Israel dari serangan rudal Iran dan milisi pro-Iran di Gaza dan Lebanon.
Selain bantuan langsung, AS juga memberikan Israel akses terhadap teknologi militer canggih, termasuk jet tempur F-35, yang memperkuat keunggulan udara Israel di kawasan. Dukungan ini memperkuat posisi militer Israel dalam menghadapi ancaman dari Iran dan sekutunya.
2. Kebijakan Sanksi AS Terhadap Iran
Sejak 1979, AS telah menerapkan berbagai sanksi ekonomi terhadap Iran untuk melemahkan ekonominya dan menghambat program nuklirnya. Sanksi-sanksi ini semakin diperketat di bawah pemerintahan Donald Trump setelah AS keluar dari perjanjian nuklir Iran, atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), pada 2018. Trump menerapkan kebijakan "maximum pressure" yang bertujuan mengisolasi Iran secara ekonomi dan politik.
Sanksi-sanksi ini berdampak besar pada ekonomi Iran. Menurut data Dana Moneter Internasional (IMF), ekonomi Iran menyusut hingga -6,8% pada 2019. Cadangan devisa Iran juga menurun drastis, dari sekitar $122 miliar pada 2018 menjadi $4 miliar pada 2021. Tekanan ekonomi ini merupakan bagian dari strategi AS untuk membatasi kemampuan Iran mendanai kelompok proksi di Timur Tengah yang kerap berkonflik dengan Israel.
3. Peran Intelijen AS dalam Operasi Anti-Iran