Inovasi merupakan hal terpenting dalam mendukung perkembangan ekonomi maupun daya saing daerah. Terjadinya pergeseran ekonomi berbasis industri menuju ekonomi berbasis pengetahuan menunjukkan bahwa pengetahuan dan inovasi merupakan faktor yang semakin  menentukan dalam kemajuan ekonomi. BAPPEDALITBANG Kabupaten Bogor merespon melalui kegiatan Duta Inovasi Desa dalam rangka meningkatkan inovasi daerah di Kabupaten Bogor.
Kegiatan Duta Inovasi Desa merupakan kegiatan yang mendukung Program Panca Karsa dan diharapkan dapat memenuhi sasaran Satu Desa Satu Inovasi (One Village One Innovation). Mahasiswa INAIS Bogor yang melakukan pengabdian di Desa Gunung Sari Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor adalah Anisa Nurul Fitri, Bagas Dwi Prasetya, Febi Rahayu Putri, Fitriatunisa, Ikmal Awaludin, Lina Iskandar, M. Amir Husaini Nasution, dan Rizki. Para mahasiswa ini mengembangkan inovasi desa berbasis potensi yang ada di Desa Dunung Sari khususnya di Kampung Purwasari RT 001/ RW 006. Pengembangan inovasi desa tersebut dibantu oleh Dosen Pendamping Inovasi Desa yaitu Hasbi Ash-Shiddieq, S.E., M.E.Sy.
Pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis Inovasi Desa Gunung Sari di Paud Al-Arqam (Jum'at, 26/8/2022), sebagian ibu-ibu menyambut hangat para mahasiswa dalam mengikuti Bimbingan Teknis. Dari bimbingan teknis ini, ibu-ibu setempat merasa mendapat pemahaman lebih baik akan pentingnya melestarikan makanan ringan tradisional di desanya, salah satunya yaitu jipang (tentang).
Ketua RT 001 Kampung Purwasari Desa Gunung Sari, Cecep Susilo, menyambut baik inovasi desa yang ditujukan untuk mengembangkan makanan-makanan tradisional di Desa Gunung Sari. Ujung tombak pembuatan makanan-makanan tradisional tersebut adalah ibu-ibu di desa, sehingga Ketua RT berusaha menggerakkan ibu-ibu di desa untuk mengembangkan inovasi desa yang bersumber dari makanan-makanan tradisional.
Jipang (Teng-teng) diperbaharui (kebaruan/novelty) dalam lima aspek. Empat aspek terkait produk, yaitu:
(1) Jenis, biasanya berukuran persegi Panjang yang besar dibuat dalam bentuk potongan yang lebih kecil, (2) tampilan permukaan, tampilan permukaan seperti Jipang biasanya namun ditambah baluran coklat dan wijen, (3) rasa, rasa jipang yang manis ditambah lebih unik dengan adanya coklat di atas lapisannya, (4) kemasan, diberi kemasan plastik yaitu Standing Pouch dan logo produk. Sedangkan satu aspek terkait non-produk, yaitu mind set/culture set, yang berhubungan dengan pola pikir dan budaya masyarakat desa. Jipang yang dibuat untuk kebutuhan sehari-hari atau hanya didapatkan saat acara-acara penting diproduksi menjadi JICHO BAR (Jipang Coklat Batang) sebagai usaha ekonomi produktif untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat desa.
Kepala RW Kampung Purwasari Desa Gunung Sari, Aden Firmansyah, menyampaikan bahwa pengembangan inovasi desa tentunya menuntut hadirnya etos kerja yang kuat dari masyarakat desa dan didukung dengan komitmen dan kebijakan. Di samping itu, pengembangan inovasi desa juga membutuhkan kolaborasi yang strategis antara pemerintah desa, masyarakat desa, dan INAIS Bogor. Dengan kolaborasi strategis tersebut, inovasi desa dapat direalisasikan dan tentunya ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H