Aku tidak tahu harus pergi ke arah mana, sepertinya semuanya sama saja, tak ada bedanya.
Hadir di tempat ini akhirnya jadi sebuah kunci jawaban karena menyadarkan aku tentang betapa mudahnya khalayak umum untuk menuangkan ide dan gagasannya melalui tulisan, pasalnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang, juga tentang konsistensi yang syarat wajib tanpa terkecuali bagi siapapun termasuk pegiat dunia literasi.
Perlahan aku membaca dercak dinding di platform ini, semuanya semakin jelas mengisyaratkan perjuangan panjang yang telah dilalui.
Kompasiana merupakan platform digital yang namanya diusulkan oleh  wartawan senior Kompas, Budiarto Shambazy namanya. Seorang jurnalis yang biasa menulis kolom "Politika" di media harian Kompas.
Lebih dari itu, Kompasiana menampung beragam macam konten dari semua khalayak umum yang berasal dari latar belakang budaya, hobi, profesi yang berbeda-beda.
Walaupun aku belum sempat menjumpai tokoh pemilik platform ini secara langsung, namun aku mulai membaca dan tau bahwa kelak tempat ini akan menjadi saksi kunci di hari akhir bahwa ada platform digital yang memang berkiprah untuk masyarakat.
Bahkan aku sempat tertegun di tengah banyaknya media informasi yang menjadi sorotan negatif sebab cenderung memberikan informasi dari satu sudut pandang saja, justru Kompasiana hadir dengan menyediakan berbagai ruang yang ditulis langsung oleh masyarakat umum, sehingga memperkuat dan mempercepat arus informasi dari berbagai penjuru.
Luar biasa bukan?
Dercak kagum itu kemudian aku maknai sebagai inspirasi yang seyogyanya diteladani, Hatur Thankyou 100% dengan kehadiran Kompasiana, saat ini saya menemukan kembali semangat konsistensi dan visi literasi.
