Mohon tunggu...
Fakhry Nafis
Fakhry Nafis Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Literasi Digital dalam Kegiatan Transaksi

27 Oktober 2024   23:55 Diperbarui: 27 Oktober 2024   23:55 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Hidup kita tidak bisa lepas dari kegiatan transaksi dari dulu hingga masa yang akan datang. Sebab transaksi adalah cara untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Manusia memiliki tiga jenis kebutuhan: kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Setelah kebutuhan primer terpenuhi, manusia memerlukan kebutuhan lain yang bersifat pelengkap, yaitu kebutuhan sekunder, yang meliputi barang-barang seperti televisi, kulkas, dan mesin cuci. Terakhir, ada kebutuhan tersier, yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder, contohnya mobil dan kegiatan wisata. Semua itu dilakukan dengan melakukan kegiatan transaksi.

Di era modern ini sudah ditemukan teknologi yang dapat melakukan kegiatan transaksi secara fleksibel. Dapat dikatakan fleksibel karena transaksi ini dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja asalkan terdapat koneksi internet. Transfer kepada orang lain, pembayaran barang yang dipesan di toko online, pembayaran tanpa uang tunai, dan masih banyak lagi jenis transaksi yang biasanya harus dilakukan secara manual ke ATM atau ke tempat pembayaran tapi bisa dilakukan secara fleksibel. Namun kemudahan tersebut masih belum digunakan secara merata oleh rakyat Indonesia. Kurangnya literasi digital mengenai teknologi khususnya teknologi transaksi menjadi salah satu faktor belum meratanya penggunaan teknologi tersebut.

Maka dari itu, penulis ingin mendeskripsikan secara lebih lanjut tentang peran dan cara melakukan transaksi yang fleksibel dan media yang digunakan. Sehingga masyarakat akan lebih mengetahui bagaimana cara melakukan transaksinya dan mengetahui pentingnya literasi digital di era modern seperti sekarang ini.

Cara Melakukan Transaksi di Era Modern

Transaksi di era modern dapat dilakukan dengan praktis dan fleksibel. Karena hal utama yang dibutuhkan adalah smartphone dan koneksi internet. Smartphone merupakan perangkat teknologi komunikasi canggih yang mampu untuk berkomunikasi secara langsung maupun tidak langsung. smartphone tidak hanya sebagai alat komunikasi saja, akan tetapi smartphone juga dapat mengakses internet, menyimpan data, bahkan mengirim pesan email (Cummiskey, 2013). Saat smartphone memiliki koneksi internet itu akan membuatnya lebih berguna seperti dapat digunakan untuk menjadi media transaksi. Masyarakat bisa menggunakan E-wallet (dompet digital) .

E-wallet sendiri merupakan uang digital, dimana terdapat kemudahan dalam berbelanja tanpa perlu membawa uang dalam bentuk fisik (non tunai) dan dapat disalurkan saat melakukan aktivitas lainnya (Megadewandanu et al., 2017). E-wallet juga sering disebut dengan mobile wallet merupakan layanan pembayaran yang dioperasikan berdasarkan regulasi keuangan dan dilakukan melalui perangkat mobile (Silaen & Prabawani, 2019). E-wallet dikatakan sebagai jenis m-commerce terbaru yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi, berbelanja online, memesan, dan berbagi layanan yang tersedia (Kuganathan & Wikramanayake, 2014).

keuntungan Melakukan Transaksi Menggunakan E-Wallet

menurut survei online (Rajasa, 2021) diketahui bahwa keputusan masyarakat memilih pada  produk-produk tertentu e-wallet adalah karena terdapat tiga keuntungan (Jaka, 2021), yakni:

  • Praktis dan Efisien

Menggunakan e-wallet hanya dengan smartphone dan koneksi internet saja tanpa harus membawa dompet sehingga lebih praktis dan efisien karena tidak perlu  menyediakan uang tunai  hingga  membuat dompet terlalu tebal. Kita juga dapat menentukan nominal yang akan dibayarkan, oleh karena itu penjual tidak perlu memikirkan kembalian dan kita tidak perlu menunggu untuk menerima kembalian.

  • Banyak Promo,

Diskon dan Cashback Merupakan strategi pemasaran bahwa banyak penawaran promo, diskon hingga cashback bagi pengguna e-wallet. Hal ini  yang menyebabkan masyarakat merasa diuntungkan lalu mengambil keputusan untuk beralih dari sistem pembayaran tunai ke non tunai.

  • Aman

Masyarakat  merasa  aman  ketika  menggunakan e-wallet karena  aplikasi  dompet  digital  di dalam smartphone dilengkapi dengan fitur keamanan penyertaan kata kunci atau password dalam setiap akun terdaftar.

Jenis E-Wallet

E-wallet dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu E-wallet dan M-banking. Keduanya memiliki fungsi yang sama namun untuk berbeda jenis perusahaan yang mengeluarkannya. E-wallet dikeluarkan oleh perusahaan fintech sedangkan M-banking dikeluarkan oleh bank resmi. 

E-wallet yang dikeluarkan oleh perusahaan fintech ada banyak. Contohnya ShopeePay dikeluarkan oleh PT Shopee Internasional, OVO dikeluarkan oleh PT Visionet Internasional Indonesia, Go-pay dari PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, Dana dikeluarkan oleh PT Elang Sejahtera Mandiri, dan LinkAja dari PT Fintek Karya Nusantara. Beberapa dari aplikasi sebelumnya merupakan aplikasi penyedia jasa seperti Gojek atau aplikasi belanja online seperti shopee. Dengan adanya E-wallet mereka sendiri itu dapat mempermudah para pengguna untuk melakukan transaksinya, baik itu untuk aplikasi penyedia jasa ataupun aplikasi belanja onlinenya.

E-wallet yang di keluarkan oleh Bank juga banyak jenisnya. Beberapa contohnya seperti BRI mobile yang dikeluarkan oleh bank BRI (Bank Rakyat Indonesia), BCA mobile dari bank BCA (Bank Central Asia), BNI mobile banking dari bank BNI (Bank Negara Indonesia), dan Livin by Mandiri dari bank Mandiri. Tujuan dari bank yang mengeluarkan M-banking adalah untuk mempermudah kegiatan transaksi, pengguna juga dapat mengecek saldo dan mutasi saldo hanya dengan masuk ke dalam aplikasinya.

Keduanya juga memiliki fitur sama untuk mempermudah transaksi, seperti pembayaran non tunai (QRIS), transfer ke nomor Handphone atau nomor rekening lain tanpa harus ke bank/ATM, pembayaran tagihan rumah tangga seperti listri, air, tv kabel dan sebagainya, dan masih banyak lagi. Namun ada pembeda lain selain perusahaan yang mengeluarkannya yaitu sumber saldo. E-wallet memiliki saldo hanya apa bila kita mengisinya, sedangkan M-banking sumber saldonya berasal dari tabungan kita di bank bersangkutan.

Peran Literasi Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun