Mohon tunggu...
Fakhrur Roziq
Fakhrur Roziq Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Belajar Menulis teruuus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pak, Kami Pasrah! Semoga Korona Cepat Berlalu

16 Juli 2021   14:31 Diperbarui: 16 Juli 2021   14:43 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini dibuat dengan Bahasa lapangan, sederhana, realita, dan hati yang tulus -- agar bisa dibaca semua kalangan. Tulisan ini bukan mengkritik (kami takut mengkritik pemerintah) tulisan ini hanya renungan hati rakyat kecil, yang mencoba menampung isi hari rakyat kecil lainnya. Serius dah, kami gak boong, Pak !

Dengarkan kami pemerintah yang baik hati ----

Jangan grobak kami yang dibereskan pak. Tolong bereskan korona. Rasanya bukan korona yang menyebabkan kita ini lemah, tapi rasa lapar yang membuat kita terkapar. Lebih menakutkan terpapar lapar, daripada terpapar virus. Terpapar virus, pemerintah yang menanggung. Terpapar lapar, siapa yang menanggung ? Pemerintah, bulshit ! -- Boro-boro perut kita ditanggung, grobak kami disita, didenda lagi ! Kata Imran,32, yang berjualan nasi campur, di Kawasan Ampel Surabaya.

Kita sedang bingung dalam rumah sendiri. Dirumah membuat kita tidak ramah, diluar rumah kita dipaksa pulang ke rumah, katanya sedang PPKM. Berbagai cara dilakukan agar kami (rakyat yang hidup dengan hasil sehari ini) dirumah. Denda, pengusiran, penyemprotan, hingga pemukulan menjadi alternative. Pak, jujur saja. Kami bukan lagi menghargai, tapi justru takut. Sebut saja Satpol PP --

Percayaah, kami lebih khawatir wabah ini berlanjut dibanding pemerintah. Bagaimana tidak? Wabah berlanjut, hidup berlanjut di akhirat. Bagaiaman dengan pemerintah ? aman aman saja. Lihat saja PHK dan kemiskinan sudah mulai sejalan, ini manifestasi rakyat kecil sedang tidak aman. Lalu bagaimana yang notabene-nya bekerja di instansi pemerintah, apakah berkurang gajinya, ataukan PHK, kami rasa tidak pak. Justru mungkin, ada penambah imun, dll. -- loh itu kantor esensial --- mungkin begitu alasannya. Apalagi ada usulan DPR, jangan sampai ada anggota DPR tidak mendapatkan pelayanan baik dari nakes. Dih ngeri, ini DPR andalan aing.

Dari awal korona bermukim, kami setuju dengan langkah taktis pemerintah dalam menekan penularan korona. Mulai dari PSBB, karantina, isolasi mandiri, hingga kini PPKM darurat. Kami tidak masalah dengan itu. Justru kami apresiasi, pak. Tapi pikirkan kami juga pak. Jangan hanya angka covid yang diupdate tiap hari, update juga angka PHK dan kemiskinan, biar balance pak. Kami yakin, keputusan yang diambil, bukanlah keputusan asal-comot, tapi sudah melakukan kajian matang. Kami percaya pemerintah.

Pak ! kami tegaskan. Jika ini berlanjut, kami bukan mati korona, tapi karena banyak pikiran dan kekurangan finansial. Dengan permohanan maaf terlebih dahulu, kami bertanya. Apakah sudah dilakukan kajian terkait penertiban PKL yang melanggar didenda 5 juta, atau 500 ribu? -- ini memberatkan bagi kami, Pak. jangankan 500 ribu, belum tentu kami mendapatkan untung 500 ribu pak. apalagi dilakukan dengan tindak kekerasan --- memukul misalnya. Apakah pemukulan juga termasuk dalam penertiban pak ?

Ketahuilah, jika ekonomi kami mapan (misalnya ditanggung pemerintah) kami tidak tidak buka grobak pak. kalaupun lebih dari jam yang ditetapkan pemerintah, kami bukan mokong pak tapi kadang kami memang belum ada pelaris pak atau dengan kata lain, untuk kami makan besok masih belum cukup pak. tiba tiba grobak kami diangkut dan kena denda. Lalu apa yang harus kami lakukan pak ? apa kami kowar kowar di internet --- kalau memojokkan pemerintah, nanti kami ditangkap diadili pak. kami bingung. Kami kira semua rakyat Indonesia bukan tidak percaya sama korona, dari lubuk hati yang paling dalam dia percaya pak, hanya saja mungkin pelayanan yang bertele-tele membuat mereka sedikit ragu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun