Mohon tunggu...
m imam fakhrurri
m imam fakhrurri Mohon Tunggu... -

Sukses adalah harga mati untuk saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena di Indonesia yang Konyol (Absurd)

12 September 2014   04:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:56 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak sedikit pula orang-orang di Indonesia melakukan kegiatan konyol atau pun melakukan hal yang tidak bermanfaat. Coba kita tela’ah satu persatu, contohnya kontestan audisi Indonesia idol. Banyak dari para kontestan rela berdesak-desakan mengantri berjam-jam untuk menampilakan bakat bernyanyinya di hadapan dewan juri. Dan itu  semuanya hanya untuk apa? Hanya untuk kepuasan hati mereka sendiri dengan melakukan  tersebut mereka merasa senang dan bangga kepada diri mereka sendiri. Contoh kedua adalah fanatisme fans kepada idolanya, mereka rela melakukan apa saja asalkan mereka bertemu dengan idolanya. Lantas jika mereka sudah bertemu dengan penggemarnya apa yang mereka lakukan? Banyak masyarakat Indonesia melakukan hal-hal yang konyol.

Ada juga fenomena yang tak kala konyol (Absurd) di Indonesia yaitu : fenomena merokok tak kenal usia, mengemis di jadikan perkerjaan sehari-hari. Dan mereka pun bangga dengan apa yang mereka lakukan hal tersebut. Mereka tak peduli dengan bahayanya rokok atau pun tidak merasa malu dengan meminta-minta uang. Fenomena yang lainnya adalah razia kendaraan bermotor yang dilakukan polisi, tidak sedikit para polisi menyalah gunnakan hal ini dengan mencari keuntungan sendiri. Kita coba lihat dari sisi kacamata negative, para polisi biasanya menggadakan razia motor pada akhir bulan tak sedikit para pengendara melakukan pelanggaran. namun bukannya bertindak tegas, malah para polisi menawarkan jalan damai dengan pengendara membayar uang ke polisi dan semua kesalahan pengendara bersih.ya walaupun tidak semua polisi melakukan hal tersebut, dan ada pula menindak tegasi pelanggar lalulintas. Namun razia ini juga memiliki dampak positive yaitu membuat para pengendara menjadi lebih disiplin dan menaati semua petauran lalulintas.

Mengapa mereka melakukan hal itu?  Dan apa alasan yang mendasar? Dan inilah yang harus kita ulas lebih dalam. Menekankan pada konteks social, mencari jawaban atas pertanyaan tersebut hal yang mempengaruhi masyarakat untuk melakukan hal itu. Biasanya para sosiolog melakukan penelitian tentang hal ini dan mengindentifikasi dan juga memecahkan permasalahan. Alasan yang mendasar orang-orang melakukan hal ini adalah kepuasan batin, mereka merasa sangat puas dengan apa yang dilakukannya dan itu terpenuhi. Kepuasan itu akan menempati tempat tempat tersendiri di dalam dirinya sendiri, walaupun mencapai kepuasan itu tak mudah untuk mewujudkan. Mereka rela bersusah payah atau pu n menahan malu demi kepuasan diri.

Manusia di kelompokan menjadi 3 dimensi : 1. Individual 2. Social 3. Spiritual. Manusia itu membutuhkan dan di butuhkan oleh orang lain. Karena sebagaimana dasarnya manusia adalah makhluk sosial dan yang pasti membutuhkan orang lain di sekitarnya. Manusia mulai lahir sampai mati pasti akan hidup bermasyarakat tanpa terkecuali.

Toko sosiologi atau sering di sebut bapak sosiologi adalah August comte yang dianggap sebagai pendiri sosiologi, mulai menganalisis landasan tatanan sosial.meskipun ia menekankan bahwa metode ilmiah harus di terapkan pada studi terhadap masyarakat, ia sendiri tak menerapkannya.  (Auguste Comte 1798-1857).

Auguste comte berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri senantiasa hiduo bersam dengansesamanya. Artinyas sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi-asosiasi, lembaga-lembaga dan peradaban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun