Dalam agenda keumatan dan politik Nasional, TGB digadang-gadang menjadi salah satu kandidat terkuat dalam bursa cawapres pada pemilu 2019, nama beliau sangat ideal dipasangkan dengan dua kandidat Capres yaitu Jokowi dan Prabowo.
TGB juga tergabung dan aktif dalam Persaudaraan Alumni 212 yang notabanenya kerap berbeda pandangan serta menginginkan dan “memelopori” agenda pergantian pemeritahan di Pemilu 2019.
Namun pasca pernyataan yang dikeluarkan TGB di kantor trans media beberapa waktu yang lalu yang seolah memberi restu kepada Presiden Jokowi untuk melanjutkan kepemimpinanya diperiode berikutnya (2019-2024) diberitakan oleh media dan diartikan oleh masyarakat sebagai dukungan TGB kepada Jokowi pada Pemilu 2019.
Pasca pernyataan tersebut, banyak masyarakat mempertanyakan maksud dari pernyataan yang disampaikan oleh TGB tersebut, terutama bagi masyarakat yang selama ini menginginkan pergantian kepemimpinan di Pemilu 2019 yang mana TGB juga termasuk didalamnya.
Di sisi lain ada juga kalangan yang menyambut baik pernytaan TGB yang berasal dari “kubu” pemerintah saat ini. Pernyataan TGB diartikan bahwa kepemimpinan pemerintahan saat ini sangat baik dan layak dipertahankan dipemilu 2019.
Di samping itu ada juga satu pihak yang masih percaya dengan kredibiltas dan kapabilitas TGB. Mereka melihat rekam jejak TGB yang menyandang status ulama yang Hafiz Al-Qur’an serta mempunyai karir politik cemerlang, jelas TGB mempunyai strategi politik yang jitu dalam menjaga amanah umat.
Beliau melakukan itu semua untuk kepentingan umat. Barangkali asumsi di atas benar, mengingat TGB selama ini ia berada pada posisi yang berbeda dengan pemerintah. Pada tahap ini kita sudah bisa menyimpulkan yang dilakukan oleh TGB adalah langkah politik. Lalu apa motif politik dibalik itu?
Itulah yang menarik kita lihat menggunakan teori strategi politik.
Analisis awal, Jika TGB benar bergabung dengan “kubu” pemerintah Jokowi saat ini karena alasan memang ingin bergabung dan menyukseskan pemerintahan Jokowi periode kedua akan datang maka kita tidak perlu mengalisa lebih jauh tetang pernyataan TGB tersebut, kita bisa simpulkan ia telah memutar arah politiknya selama ini.
Namun jika TGB mempunyai maksud lain bergabung dengan kubu Jokowi agar ia masuk dalam sistem pemerintahan dan mengendalikan sistem dari dalam sesuai agenda politik keumatan yang beliau perjuangkan selama ini. Bisa jadi TGB memang sedang merencanakan ingin mengendalikan sistem dari dalam, maka dari itu kita bisa memberikan suatu analisa lebih lanjut.
Dalam ilmu politik ada namanya strategi dan taktis politik. Bagaikan sebuah Perperangan kita membutuhkan taktis dan strategi agar tujuan menjadi terarah dan terukur.