Agama Islam pertama kali memasuki Sumatera Barat abad ke-7, pada tahun 674 terdapat masyrakat Arab di pesisir timur pulau Sumatera. Selain berdagang, secara perlahan mereka membawa masuk agama Islam ke dataran tinggi Minangkabau melalui aliran sungai yang bermuara di timur pulau sumatera.Â
Sebelum islam diterima luas, masyarakat yang ada di sekitar pusat kerajaan dari beberapa bukti arkeologis telah menunjukkan bahwa masyarakat sumatera barat juga pernah memeluk agama Buddha dan Hindu terutama sebelum abad ke-7.Â
Sejak abad ke-16, agama Islam telah dianut oleh seluruh masyarakat Mingangkabau baik yang menetap di Sumatera Barat maupun di luar. Jika ada masyarakatnya keluar dari agama islam atau murtad, secara langsung yang bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minangkabau. Islam di Sumatera Barat adalah Islam Sunni. Sumatera Barat secara historis memerankan peran penting dalam komunitas Muslim di Indonesia. Â Islam menyebar di tanah Minangkabau secara periodik dan perlahan dengan jalan damai. Inilah yang membuat Islam mudah diterima di Tanah Datar dan menjadikan ajaran Buddha menjadi hampir tak berbekas di Minangkabau.Â
Oleh karena itu Minangkabau banyak melahirkan ulama besar di Indonesia, yaitu :
1. Tan Malaka, Mohammad Hatta, Sjahrir, dan Assaat
   Empat tokoh tersebut yang memerankan peran sangat pentong dalam pendirian negara Republik Indonesia. Dalam pembentukkan negara Republik Indonesia mereka sebagai orang  penting seperti Mohammad Hatta Wapres pada saat proklamasi indonesia.
2. Tuanku Imam Bonjol, Mohammad Natsir, Hamka dan Agus Salim
   Empat tokoh tersebut adalah pejuang Indonesia di berbagai aspek. Tuanku Imam Bonjol yang turun untuk melawan penjajahan pada perang padri, Mohammad Natsir yang sangat banyak membantuk untuk membentuk Republik Indonesia dan pendiri Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Hamka atau juga dikenal sebagai Buya Hamka yaitu menjadi ketua pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus salah satu tokooh Muhammadiyah, dan Agus Salim yang dijuluki "The Grand old Man" karena dapat menguasai 7 bahasa Asing dan menjadi wakil dalam perundingan antar Indonesia dan Belanda pasca-proklamasi kemerdekaan Indonesia.
3. Awaluddin Djamin, Azwar Anas, Hasnan Habib, dan Hasyim Ning
   Empat tokoh tersebut adalah politisi, birokrat dan polisi, dan diplomat serta konglomerat asal Sumatera Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H