Â
Wonogiri (24/01/2023). Mahasiswa KKN Reguler Tim I Universitas Diponegoro yang bertempat di Desa Sirnoboyo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri melakukan penyerahan alat pencacah daun kering kepada perangkat desa sekaligus menjelaskan proses pembuatan serta cara penggunaannya.
Kehadiran sampah organik dedaunan di lingkungan masyarakat saat ini diatasi oleh warga dengan cara yaitu dibakar atau dibuang bersama sampah non organik. Hal ini dikarenakan warga belum memiliki pengetahuan mengenai manfaat ekonomis dari sampah organik yang telah didaur ulang dan belum memiliki keterampilan serta fasilitas pendukung untuk pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos.
Manfaat-manfaat dari proses komposting yaitu mengurangi sampah rumah tangga sebanyak 60%, memperbaiki kualitas dan kimia tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan, lingkungan menjadi bersih, sehat dan indah, serta menyelamatkan bumi dari kerusakan.
Dalam rangka meningkatkan dan menjaga tingkat kebersihan di area Desa Sirnoboyo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, mahasiswa KKN Reguler Tim I UNDIP 2023 merancang alat pencacah daun kering yang dapat mempermudah warga untuk mengorganisir sampah daun kering mereka secara mandiri serta membantu warga menghasilkan pupuk kompos mereka sendiri.
Alat pencacah daun kering terinspirasi dari pengaduk cat kemudian dilakukan proses drilling menggunakan mesin bor yang kemudian dimodifikasi dengan menambahkan engsel pintu yang berfungsi sebagai mata pisau guna menghaluskan daun kering. Setelah selesai proses drilling, alat pencacah daun kering dapat langsung digunakan. Cara penggunaanya yaitu gunakan alat layaknya mata bor pada mesin bor.
Alat pencacah sampah organik ini merupakah alat sederhana yang bisa menghasilkan luaran serba guna, karena alat ini menghasilkan komponen-komponen sampah organik yang lebih kecil dan terolah. Sehingga hasil luaran dari alat ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti pakan ternak, bahan pupuk dan lain sebagainya. Hasil luarannya tentu jauh lebih baik dan sehat dari pada hanya sekadar sampah organik saja yang berkemungkinan mencemari lingkungan.
Penulis: Fakhrizal Akbar -- Teknik Mesin UNDIP Angkatan 2019