Mohon tunggu...
Fakhriza Saharani
Fakhriza Saharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa tahun pertama rekayasa nanoteknologi universitas airlangga

mahasiswa tahun pertama rekayasa nanoteknologi universitas airlangga yang mulai mencoba menulis artikel karena tugas dari dosen

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Chitosan Battery: Solusi Terkini Pengganti Ion Litium dalam Baterai

16 Desember 2023   07:23 Diperbarui: 16 Desember 2023   07:41 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baterai litium dan litium-ion telah digembar-gemborkan sebagai penyelamat lingkungan, memungkinkan kita mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang mengandung banyak karbon dan beralih ke kendaraan listrik dan teknologi lain yang lebih ramah lingkungan. Terdengar menguntungkan memang, namun apakah Anda mengetahui dampak lain yang ditimbulkan baterai litium, khususnya pada lingkungan?

APA ITU LITIUM?

periodictable.com
periodictable.com

Litium sendiri adalah suatu unsur kimia yang dalam tabel periodik memiliki lambang Li dengan nomor atom 3. Ini adalah logam alkali lunak berwarna putih keperakan. Di bawah kondisi standar, litium merupakan logam yang paling ringan sekaligus unsur padat yang paling ringan. Seperti halnya logam alkali lain, litium sangat reaktif dan mudah terbakar, serta disimpan dalam minyak mineral.

MENGAPA LITIUM DIANGGAP BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN?

Salah satu alasan utama baterai berbahan dasar litium dianggap berbahaya adalah karena ekstraksi litium sangat merusak lingkungan. Setidaknya ada dua metode utama yang digunakan dalam ekstraksi litium secara komersial, yaitu metode salt flat brines dan metode open-pit mining. Metode salt flat brines dilakukan dengan memompa air asin yang berada di bawah tanah menuju permukaan dan disimpan dalam kolam penguapan. Dalam kolam tersebut, nantinya akan terjadi proses penguapan air asin tersebut sehingga yang tersisa adalah litium yang terkandung di dalam air asin tersebut. Sedangkan, metode open-pit mining dilakukan dengan memanaskan dan dilanjutkan dengan menghancurkan biji-biji mineral yang di dalamnya terkandung litium. Tentunya segala proses ekstraksi tersebut menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan, mulai dari degredasi tanah, kelangkaan air, hilangnya keanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem, dan pelepasan emisi karbon.

CHITOSAN BATTERY 

alibaba.com
alibaba.com

Tentunya untuk menanggulangi hal tersebut, telah banyak dilakukan riset mengenai unsur-unsur atau senyawa-senyawa lain yang mampu menggantikan peran litium sebagai bahan baku baterai, salah satunya adalah kitosan. Kitosan adalah produk deasetilasi kitin yang merupakan polimer rantai panjang glukosamin. Kitosan berbentuk serpihan putih kekuningan, tidak berbau, dan tidak berasa. Kitosan tidak larut dalam air, namun larut dalam pelarut-pelarut non-organik.

Salah satu penyebab utama, kitosan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan litium adalah cara memperoleh dan ekstraksi dari kitosan. Pada umumnya kitosan berasal dari limbah hasil industri perikanan, seperti udang, kepiting, dan rajungan. Kitosan tersebut berasal dari bagian kepala, kulit, ataupun karapas. Sedangkan, pada proses ekstraksi kitosan sendiri, tidak melibatkan bahan kimia yang bersifat toxic bagi lingkungan dan bagi makhluk hidup lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun