Mohon tunggu...
Fakhriz Mizani Nashr
Fakhriz Mizani Nashr Mohon Tunggu... -

i am a father

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saya Meminta Maaf Dengan Tulus

14 Juni 2011   04:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:32 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang akan saya sampaikan ini bukan pembenaran, bukan pula pembelaan diri. Karena saya tahu apa yang telah saya lakukan mungkin tidak mudah dimaafkan, tapi saya dengan tulus memintanya.

Setiap orang punya sisi-sisi kehidupan yang tak ingin diketahui orang lain. Dalam bahasa lebih rumit orang akan bilang bahwa ada wilayah umum dan ada wilayah pribadi. Bahkan ada wilayah sangat pribadi yang mungkin hanya dirinya sendiri yang tahu. Masing-masing orang punya definisi dan batasan yang berbeda-beda terhadap wilayah-wilayah tersebut.

Saya bukanlah orang yang bisa berbagi semua hal pribadi saya dengan banyak orang, bahkan ketika saya memutuskan untuk terbuka dengan orang yang saya kenal baik sekalipunpun, masih ada beberapa hal yang tidak mungkin saya katakan. Hal ini menyebabkan saya sangat menghormati jika ada teman, sahabat bahkan keluarga yang tidak memberikan informasi tertentu kepada saya. Saya akan berfikir, mungkin informasi itu termasuk wilayah pribadi dia dan saya perlu menghormatinya. Dan konsekuensinya saya tidak akan menghakimi dia berbohong jika dia tidak mau mengungkapkan hal pribadi atau sangat pribadi tersebut.

Lalu apa hubungannya dengan meminta maaf?


Saya telah dituduh berbohong. Tuduhan yang tidak beralasan karena hal tersebut tidak saya lakukan sama sekali. Saya hanya tidak membagi informasi yang menurut saya adalah wilayah pribadi saya. Sungguh berbeda antara berbohong dan tidak membagikan informasi pribadi. Dan setidaknya saya memiliki alasan kenapa saya tidak membagikan informasi tersebut. Namun sangat disayangkan saya tidak diberi kesempatan untuk melakukan klarifikasi dan memberikan jawaban. Segampang itukah menghakimi tanpa perlu klarifikasi?

Sekali lagi ini bukan pembenaran, bukan pula pembelaan diri. Hanya info yang saya ingin sampaikan agar orang yang saya sayangi bisa memahami apa yang sebenarnya. Kata "pembohong" telah diucapkan pada saya. Sakit memang, tapi saya berusaha untuk mengerti. Kalau tidak membagikan informasi ini dianggap suatu kesalahan, dengan tulus saya meminta maaf.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun