Mohon tunggu...
Fakhri Munabbi
Fakhri Munabbi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa hukum yang senang menulis, saya adalah seseorang yang bersemangat untuk mengeksplorasi beragam topik dengan sudut pandang hukum. Saya menikmati menggali berbagai isu dan menganalisisnya secara mendalam, serta menuliskan pemikiran-pemikiran saya dengan jelas dan persuasif. Kesukaan saya terhadap menulis membuat saya selalu mencari peluang untuk berkontribusi dalam diskusi dan debat, baik di dalam maupun di luar kelas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tarian Pencak Silat Rudat: Dituduh Sesat, namun Ternyata Berisi Sholawat!

22 Maret 2024   01:10 Diperbarui: 22 Maret 2024   03:00 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi dari bing generator

Definisi dan Pengertian Tari pencak silat rudat Rudat:

Tari Rudat adalah jenis tarian yang bersifat religi, yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan yang bersifat sakral dengan lantunan/puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Tarian ini diciptakan dan bercerita tentang kegagahan prajurit kerajaan yang baru pulang dari perang.

Tari Rudat merupakan tarian yang dibawakan oleh sekelompok remaja putra dengan diiringi tabuhan alat musik bedug, gendang Genjring/terbang dengan gerak-gerak yang serempak, semangat, dan khusu'a. Tarian ini adalah bentuk penghayatan spiritual melalui sholawat dan merupakan bagian dari warisan budaya nenek moyang.

Desa Hulubanteng Lor dihadapkan pada kontroversi yang memanas seiring dengan penilaian masyarakat terhadap praktik seni bela diri khas mereka, Pencak Silat Rudat. Sholawat yang dipadukan dengan gerakan tarian Rudat menjadi pusat perdebatan, dengan sebagian menganggapnya sebagai sesat atau bid'ah dholalah yang tidak memberikan manfaat. Namun, di tengah pandangan negatif tersebut, pendukung Rudat bersikeras untuk mempertahankan tradisi mereka.

Gambar: latihan tarian pencak silat rudat desa Hulubanteng lor
Gambar: latihan tarian pencak silat rudat desa Hulubanteng lor

Sugeng Mahardika, ketua tarian Pencak Silat Rudat di Desa Hulubanteng Lor, menjelaskan bahwa Rudat bukanlah sekadar tarian atau seni bela diri biasa. Baginya, Rudat adalah bentuk penghayatan spiritual melalui sholawat, serta merupakan bagian dari warisan budaya nenek moyang yang harus dilestarikan. Mahardika juga menyatakan keheranannya terhadap penilaian negatif terhadap Rudat, terutama saat hanya dianggap sebagai praktik sesat selama bulan Ramadan.

"Kebangetan banget Rudat cuma ada di bulan Ramadan doang kok dianggap sesat," ungkap Mahardika dengan nada heran. Dia menekankan bahwa Rudat aktif di luar bulan Ramadan dan memiliki makna yang mendalam bagi komunitas mereka sepanjang tahun. Mahardika meminta masyarakat untuk melihat sisi positif dari praktik Rudat dan menghargai nilai-nilai spiritual dan budaya yang terkandung di dalamnya.

Gambar: Salah satu alat musik yang digunakan mengiringi tarian silat rudat
Gambar: Salah satu alat musik yang digunakan mengiringi tarian silat rudat

Meskipun terus diterpa kritik dan penilaian negatif, komunitas Rudat tetap bertekad untuk mempertahankan dan melestarikan praktik seni bela diri mereka, baik di dalam maupun di luar bulan Ramadan. Mereka yakin bahwa Rudat adalah bagian tak terpisahkan dari identitas dan kebanggaan mereka yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun