Dalam kurun waktu 1 bulan ini, negara kita digemparkan dengan kasus penipuan dan pencucian ibadah umrah. Ya, hampir semua media massa baik cetak maupun eletronik  dipenuhi kabar tentang First Travel. Usut punya usut berdasarkan data yang telah diambil dari beberapa sumber, pt first travel telah mengantongi dana sebesar 780 M. Angka yang cukup fantatis. Tentu mengingat perusahaan ini telah melalang buana di industri jasa ibadah haji dan umroh.
Berdasarkan keterangan yang telah disampaikan oleh pihak kepolisian ada sebanyak 14.000 jamaah yang menggantungkan nasibnya. Â Melihat kejadian kasus seperti ini tentu kita tidak akan lupa pada si pemilik perusahaan ini, yakni ..... , mengingat mereka dulunya adalah orang biasa yabg tergolong bagian kelas menengah bawah. Jika kita tarik kebelakang sedikit, mereka menggunakan sistem Door to door, dan sampai mirisnya mereka hanya makan nasi dan mie instam.
Ada banyak kabar yang berhembus guna menghabiskan uang sebanyak itu, mulai dari investasi bodong, pembelian aset pribadi dll.
Namun dibalik itu semua ada gaya perilaku hidup hedonisme yang sangat membabi buta . Apa itu hedonisme? Hedonisme adalah suatu kehidupan yang tertuju hanya sebuah materi. Menurut etimologi, kata hedonisme diambil dari Bahasa Yunani hdonismos dari kata hdon yang artinya kesenangan.
Singkatnya hedonismie adalah semua kehidupan bermewah-mewahan dengan berbagai cara, berbagai langkah, baik itu memeras, menipu, dll. Tidak dapat dipungkiri memang gaya hidup hedonisme pun sudah menjalar di kalangan mahasiswa.Sifat hedonisme baru akan terlihat jika kita memiliki uang kaget. Jika didalam dirimu terdapat sifat hedonis maka itu otomatis akan muncul. Â
Mereka yang memiliki jatah bulanan lebih belum mampu mengatur finansial yang akhirnya hedonisme menjadi pilihan. Padahal itu semua adalah uang dari hasil kerja keras orang tua yang banting tulang demi kelancaran sang anak untuk menitih pendidikan di perguruan tinggi. Â Biasanya hedonisme akan mengakibatkan kehidupan mu besar pasak daripada tiang artinya pengeluaran mu akan jauh lebih banyak daripada pemasukan. Dan itu akan menjadi hal yang sangat buruk jika kamu sudah berkeluarga.Â
Kehidupan yang terlihat mewah dan dipandangan orang2 terlihat tajir tentu sangat menjadi sebuah kebanggan tersendiri. Namun jika dilihat dari segi ekonomi, dia adalah orang yang sederhana yang mendapatkan gaji pas-pas an. Memang saya sendiri pun tidak bisa menafsrikan darimana asalnya gaya hidup seperti ini, tapi jika dilihat dari seksama, perkembangan zaman dan pengetahuan Iptek juga memngaruhi. Terlebih dengan media sosial yang bernama instgram dan dengan berbagai fiturnya kita bisa memfoto, membuat story, untuk dibagikan ke dalam khalayak ramai. Ini adalah hal kecil yang tidak bisa dirubah karena namun bisa diminimalkan dengan gaya hidup sedehana.
Lantas bagaimana caranya agar terhindar dari gaya hidup mewah ini? Â Berdasarkan beberapa sumber gaya hidup hedonisme bisa dihilangkan dengan selalu mendekatkan diri kepada tuhan, paham betul akan arti kerja keras, dan yang paling penting adalah lingkungan. Yah, lingkungan menjadi hal prioritas karena hal ini bisa menyeret gaya hidup yang semulanya sederhana menjadi berhura-hura. Â So, cara terbaik adalah kembali merefleksikan diri kita sendiri. Karena hati kita lah yang akan menyetir kemana langkah kita melangkah, mata kita melihat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H