Mohon tunggu...
Fakhri Fairuzi
Fakhri Fairuzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Penikmat Sejarah Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdebatan Abdullah bin Abbas dengan Kaum Khawarij

5 Juli 2023   14:43 Diperbarui: 5 Juli 2023   14:51 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://tipyan.com/kharijites-their-history-and-their-belief

Pada masa Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib (35 H/656 M - 40 H/661 M), umat Islam dihadapkan pada fitnah yang menimbulkan konflik internal di tubuh kaum muslimin. Hal ini mengakibatkan terjadinya peperangan antar para sahabat, yaitu Pertempuran Jamal antara Khalifah Ali dengan kelompok Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Ummul Mukminin Aisyah, dan Pertempuran Shiffin antara Khalifah Ali dengan Muawiyah bin Abi Sufyan.

Tidak berhenti sampai di situ, Khalifah Ali bin Abi Thalib juga dihadapkan pada munculnya kelompok Khawarij yang membelot dari barisan Khalifah Ali pasca Pertempuran Shiffin dikarenakan Khalifah Ali menerima usulan untuk melakukan Tahkim.

Awal Mula Kemunculan Kelompok Khawarij

Khawarij pertama kali muncul ketika pertempuran Shiffin, di mana saat itu mereka adalah bagian dari pasukan Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam menghadapi pasukan Muawiyah bin Abi Sufyan.

Saat itu, pihak Khalifah Ali dan pihak Muawiyah sepakat untuk melakukan Tahkim dengan menunjuk dua orang penengah untuk menyelesaikan perselisihan antara mereka. Sekelompok orang dalam pasukan Khalifah Ali membelot dan menolak rencana perundingan tersebut.

Mereka menganggap Khalifah Ali telah kafir karena menunjuk dua juru runding untuk berhukum, bukan kepada Al-Qur'an. Semboyan yang selalu mereka gaungkan yaitu "Tidak ada hukum selain hukum Allah."

Selain itu, mereka juga mengkafirkan siapa saja yang tidak sepaham dengan mereka. Mereka mengatakan, "Ali dan Muawiyah sama-sama berlomba menuju kekafiran; mereka seperti penunggang kuda yang sama-sama berlomba dalam pacuan kuda. Muawiyah kafir karena memerangi Ali, sedangkan Ali kafir karena menunjuk dua orang juru runding."

Dialog Abdullah bin Abbas

Pada awal kemunculannya, Khalifah Ali tetap mentolerir sikap mereka karena masih sebatas perbedaan pandangan dan tidak memicu perpecahan atau gerakan bersenjata. Ia berusaha menyadarkan kaum Khawarij dengan jalan pendekatan dan diskusi. Salah satunya adalah dengan mengutus Abdullah bin Abbas.

Abdullah bin Abbas dipilih karena ia merupakan sahabat yang paling paham dalam bidang Al-Qur'an dan Sunnah. Kaum Khawarij adalah tipe kaum yang tidak mau menerima hal apapun kalau bukan berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah. Bahkan menggunakan logika paling rasional sekali pun, kalau itu bukan berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah mereka akan menolaknya dan menganggapnya pemikiran kafir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun