Sejak mewabahnya virus Corona di seluruh dunia belum ada satupun masyarakat Indonesia ,yang bermukim di Indonesia, positif terinfeksi corona (per 27 Februari 2020). Hal itu membuat masyarakat Indonesia pun tenang. Tetapi, dibalik itu muncul jokes yang berkeliaran di media sosial bahwa masyarakat Indonesia memiliki kekuatan tersendiri yang berasal dari pengobatan tradisionalnya, misalnya, kerokan, urut, jamu, dan pijat. Memang, pengobatan tersebut sudah menjadi kultur masyarakat Indonesia kebanyakan. Bahkan terdapat lelucon bahwa, apapun penyakitnya masuk angin pengobatannya atau apapun sakitnya teh manis hangat solusinya. Jika menilik dari sejarahnya, metode pengobatan tradisional Indonesia tersebut tidak hanya ada di Indonesia. Di belahan bumi lainnya pun memiliki metode yang serupa.Â
Secara global, Bangsa Romawi Kuno, India, Mesir, dan Nusantara (Indonesia), melalui bukti sejarah, sudah mengenal tradisi pijat sejak lama dan percaya bahwa pijat salah satu metode ampuh untuk menyembuhkan penyakit sejak berabad-abad lamanya. Bukti mengenai pijat dapat ditemukan pada gulungan-gulungan dokumen papyrus, manuskrip kuno, dan pahatan relief batu di seluruh dunia.Â
Di Asia, teknik pijat di Cina pada masa dinasti Tang (618-907 M) mendapatkan tempat tersendiri dengan hadirnya badan Pijat Khusus. Di abad ke-8 di Jepang, sudah terdapat kursus pijat dan di India pijat adalah hal yang wajib dikuasai dalam rumah tangga keluarga.
Di Indonesia, bukti tertua terkait keberadaan pijat terdapat di relief candi borobudur yang dibuat pada kurun abad ke-8 dan 9 M. Artinya, bangsa ini sudah mengenal tradisi pijat dari abad ke-8, 13 abad yang lalu.
Di luar Indonesia, pijat berfungsi untuk merelaksasikan tubuh atau membantu penyembuhan cedera yang disebabkan oleh olahraga. Teknik pijatnya pun hanya sekadar menekan tubuh dengan gerakan ritmis ditambah minyak aromatik. Sedangkan di Indonesia, Pijat biasanya dikaitkan dengan membantu tubuh membersihkan diri dari penyakit, mendapatkan kembali kesehatan dan untuk memastikan kondisi kesehatan yang baik.
Kerokan atau kerikan adalah salah satu metode yang eksis di Indonesia. Suatu upaya pengobatan tradisional Jawa dengan cara menekan dan menggeserkan secara berulang-ulang benda tumpul pada kulit dengan pola tertentu, sehingga terjadi garis-garis berwarna merah. Bahasa kerennya, kalau malu sedang menjalani kerokan, bilang saya money massage dalam bahasa Inggris.
Sehabis melakukan pijat, urut, dan kerokan, tidak lengkap rasanya tidak meminum jamu. Â Secara historis sangat sulit menemukan catatan atau bukti mengenai jamu itu digunakan. Karena mengenai tradisi budaya biasanya diturunkan melalui mulut ke mulut tanpa pernah ada catatan. Tetapi, bukti arkeologis yang terdapat di Candi Borobudur membuktikan bahwa pengobatan dengan obat tradisional atau jamu sudah digunakan oleh masyarakat saat itu.