Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Peduli dan Berbagi Ramadan

12 Mei 2019   23:58 Diperbarui: 13 Mei 2019   00:05 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan liberal mengutamakan tercapainya individualis_ Mansour Fakih dan kawan-kawan_

Ini bukan seberapa besar berbagi tapi seberapa peduli_ JtR_

Dampak Pendidikan Liberal

Pendidikan Indonesia dipengaruhi kuat oleh model pendidikan model manusia Amerika dan Europa yang menggabungkan liberal dan positivisme. Ini merujuk kepada tiga hal.

Pertama. Bahwa semua manusia memiliki potensi sama dalam intelektual. Kedua. Baik tatanan alam maupun norma sosial dapat ditangkap oleh akal. Ketiga. Adalah "individualis" yakni adanya anggapan bahwa manusia adalah atomistic dan otonom.

Dampak lebih jauh bagi dunia pendidikan Indonesia adalah melihat hubungan sosial sebagai suatu kebetulan dan masyarakat dianggap tidak stabil karena kepentingan anggotanya yang tidak stabil.

Wajah pendidikan memunculkan sangat pentingnya prestasi melalui proses persaingan antar murid dengan perangkingan untuk menentukan murid terbaik.

Apa yang bernilai yaitu jiwa peduli dan berbagi dari seorang murid atau mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan dikesampingkan.

Jiwa Peduli dan berbagi sesuatu yang tak dapat diukur, tak penting dan tak dapat dinilai.

Lalu apa hubungan ramadan dengan pendidikan? Bulan Ramadan disebut juga dengan bulan tarbiyah (pendidikan). Pendidikan yang lebih mengarah kepada kemunculan kembali jiwa yang suci, bersih dan peduli karena 11 bulan yang lalu tertutupi timbunan debu dan kotor.

Pendidikan dalam wilayah dengan pengertian luas seperti merasakan lapar dan dahaga sama seperti orang-orang yang tak berpunya dan berkekurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun